
Heboh Unilever Dukung LGBT, Begini Pergerakan Harga Sahamnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), salah emiten barang konsumer yang menjadi incaran investor pasar modal pada perdagangan Kamis ini ditutup ambles 2,17% di level Rp 7.900/saham. Investor asing tercatat melakukan jual bersih (net sell) Rp 47,34 miliar.
Mengacu data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham UNVR hari ini ditransaksikan sebesar Rp 103,95 miliar dengan volume perdagangan 13,07 juta saham.
Dalam sepekan terakhir, saham UNVR minus 4,53% dan sebulan terakhir saham produsen barang konsumsi terkenal di Tanah Air ini minus 1,85%. Secara year to date atau tahun berjalan, saham UNVR ambles 5,95%. Kendati demikian, dalam 3 bulan terakhir, saham UNVR melesat 9,34%.
Dari sisi kinerja, performa bisnis Unilever masih positif. Berdasarkan laporan keuangan kuartal I-2020 yang dipublikasikan, laba bersih tercatat naik 6,53% menjadi Rp 1,86 triliun. Pada periode yang sama 2019, perseroan membukukan laba bersih Rp 1,75 triliun.
Penjualan bersih kuartal I-2020 mencapai Rp 11,15 triliun, naik 4,5% dibanding akhir Maret 2019 yang tercatat Rp 10,66 triliun.
Beban pokok penjualan dan pendapatan turun 0,99% menjadi Rp 5,31 triliun dari Rp 5,36 triliun. Beban penjualan naik 16,97% menjadi Rp 2,35 triliun dari Rp 2,01 triliun.
Nilai ekuitas perseroan tercatat Rp 7,2 triliun atau naik 36,55% dibanding akhir 2019 sebesar Rp 5,2 triliun. Sementara itu, kewajiban tercatat Rp 14,32 triliun atau mengalami penyusutan 6,7% dibanding akhir tahun 2019 sebesar Rp15,36 triliun.
Adapun aset perseroan tercatat senilai Rp 21,54 triliun, atau naik 4,36% dibanding akhir tahun 2019 yang tercatat Rp 20,64 triliun. Sementara kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi tercatat Rp 955 miliar, atau turun 46,49% dibandingkan kuartal I-2019 Rp 1,78 triliun.
Pada hari ini, salah satu sentimen yang mewarnai pemberitaan soal Unilever adalah unggahan di akun Instagram induk usahanya, @Unilever.
Perusahaan yang berbasis di Belanda ini melalui akun Instagramnya pada 19 Juni lalu resmi menyatakan diri berkomitmen mendukung gerakan Lesbian Gay Biseksual Transgender Queer (LGBTQ+).
Dalam upaya mendukung kampanye tersebut, mereka bahkan sudah menandatangani deklarasi Amsterdam, bergabung dengan Open for Business untuk menunjukkan bahwa Unilever dengan inklusi LGBTQI+ serta meminta Stonewall mengaudit kebijakan dan mengukur tindakan Unilever dalam bidang ini. Stonewall adalah lembaga amal untuk kaum LGBT.
Dukungan Unilever atas kaum LGBTQ ini langsung memantik komentar dan kritikan dari warganet, terutama dari Indonesia. Dari komentar-komentar yang disampaikan, ada resistensi dan tidak mendukung langkah yang diambil oleh Unilever tersebut. Bahkan beberapa dari mereka menyatakan untuk memboikot produk dari Unilever, termasuk di Indonesia.
"Innalillahi.. boycott uniliver product !!!" tulis akun @septianie_sefa.
"Wtf, Unilever. Indonesian people know, ur products probably will be boycotted. Shame on u," tulis akun @mochfauziirwan.
"saya cinta banget sm produk unilever tp gara2 liat postingan ini saya tidak akan lagi memakai produk unilever krn saya benci LGBT tp unilever malah mendukung, auto cari produk lain, good bye unilever," sebut akun @nuriindahpermana.
Di luar negeri, Unilever juga tercatat di bursa saham global, utamanya di Wall Street, alias New York Stock Exchange NYSE). Ada dua Unilever yang tercatat di NYSE yakni Unilever yang berbasis di Belanda yakni Unilever NV dan berbasis di Inggris yakni Unilever PLC.
Saham Unilever NV di NYSE tadi pagi (Rabu malam waktu AS) ditutup minus 1,14% di level US$ 54,74/saham dan secara year to date saham minus 4,73%, dengan kapitalisasi pasar US$ 143,9 miliar.
Sementara saham Unilever PLC minus 1,59% di posisi US$ 56,30/saham dengan kapitalisasi pasar US$ 148 miliar. Year to date saham Unilever PLC turun 1,52%.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Angin Segar Kepemimpinan UNVR, Mengenal Benjie Yap Lebih Dekat