
Kentang! Saham Perbankan Naik Sehari Sudah Loyo Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Euforia kenaikan saham perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepertinya tidak bisa berlangsung lama. Terpantau pada sesi 1 perdagangan Kamis (25/06/20) saham yang bergerak di sektor perbankan mayoritas di tutup di zona merah setelah ramalan IMF akan suramnya pertumbuhan global pada tahun 2020. Indeks perbankan INFOBANK15 sendiri terpantau turun 1,02%
Sebelumnya, Dana Moneter Internasional (IMF) merilis proyeksi terbaru dimana pada tahun 2020, ekonomi dunia diperkirakan terkontraksi 4,9%. Lebih dalam ketimbang proyeksi yang dirilis pada April yaitu kontraksi sebesar 3% 'saja'.
Penurunan ini tentu menjadi kabar buruk untuk investor, karena baru saja kemarin saham bank naik gila-gilaan menyusul stimulus positif dari Menteri Keuangan, Sri Mulyani dan harapan untuk kembali naik hari ini cukup besar.
Sentimen positif ini berupa Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No 70/PMK.05/2020 tentang Penempatan Uang Negara pada Bank Umum Dalam Rangka Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional.
Sebanyak empat Bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Himbara resmi mendapatkan kepercayaan penempatan dana dari pemerintah sebesar Rp 30 triliun sejalan dengan terbitnya aturan baru dari Menteri Keuangan Sri Mulyani berkaitan dengan bantuan likuiditas perbankan.
Berikut pergerakan harga bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Negara alias Himbara pada hari ini.
Semua bank yang menjadi anggota Himbara sahamnya terpantau ditutup di zona merah pada perdagangan sesi 1 ini.
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sementara menjadi juara penurunan paling dalam pada siang hari ini dengan koreksi sebesar 3,30%. BMRI terpantau diperdagangkan di harga Rp 4.980/unit.
Sedangkan koreksi paling tipis dibukukan oleh PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) yang terpantau anjlok 1,23% ke harga Rp 1.200/unit.
Akan tetapi jika menilik pergerakkan asing hari ini, saham yang paling banyak dilego asing adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang dijual asing sebanyak Rp 72 miliar. Hal ini menyebabkan harga saham BBNI terkoreksi 2,95% ke harga Rp 4.600/unit.
Untuk saham bank Himbara yang paling banyak di beli asing hari ini jatuh kepada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang membukukan net buy sebesar Rp 30 miliar. Meskipun terjadi beli bersih asing, harga saham BBRI tetap terkoreksi sebesar 1,28% ke harga Rp 3.080/unit.
Ketakutan para pelaku pasar terhadap proyeksi IMF memang masuk akal, meskipun secara track record akurasi prediksi IMF mengenai pertumbuhan ekonomi dengan marjin error 0,1% hanya sekitar 6%, akan tetapi ketika prediksi IMF meleset, banyak terjadi overestimasi karena IMF seringkali menggunakan skenario-skenario yang baik.
Nah pertanyaannya kalo skenario baik saja terjadi kontraksi 4,9% bagaimana kalau terjadi skenario yang buruk ?
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000