
Hantu PHK Gentayangan, Qantas Pangkas 6.000 Pekerja

Jakarta, CNBC Indonesia - Wabah virus corona (Covid-19) kembali merugikan industri penerbangan. Kali ini maskapai asal Australia, Qantas Airways Ltd akan mengurangi 20% tenaga kerja.
Bakal ada 6.000 posisi dari total 29.000 karyawan akan dipangkas. Sementara 15.000 staf lainnya akan tetap cuti tanpa dibayar sampai penerbangan normal.
Maskapai penerbangan tertua ketiga di dunia ini juga mengatakan akan memarkirkan 100 pesawat hingga 12 bulan atau lebih. Serta memensiunkan 6 armada Boeing Co 747.
"Kami harus memposisikan diri selama beberapa tahun ke depan, ketika pendapatan kami akan jauh lebih rendah," kata Chief Executive Qantas Alan Joyce dalam sebuah pernyataan, Kamis (25/6/2020), sebagaimana dikutip dari Reuters.
Joyce mengatakan Qantas mengambil pandangan realistis. Bahwa tidak akan ada operasi skala internasional sampai 2021, kecuali antara Australia ke Selandia Baru.
Qantas berencana meningkatkan ekuitas hingga 1,9 miliar dolar Australia (US$ 1,30 miliar) atau setara dengan Rp 18,5 triliun. Ini dilakukan sebagai bagian dari antisipasi krisis akibat pandemi global Covid-19.
Bersama dengan maskapai lain di seluruh dunia, Qantas berjuang melawan penurunan besar dalam permintaan setelah banyak negara menutup perbatasan negara. Negara dunia mengambil langkah tersebut guna mencegah semakin parahnya penularan Covid-19.
Qantas tercatat di Bursa Saham Australia dengan kode QAN.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Selamat Tinggal, Qantas Airways 'Makamkan' Boeing 747
