Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Rupiah juga hijau di perdagangan pasar spot.
Pada Rabu (24/6/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.160. Rupiah menguat 0,74% dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Di perdagangan pasar spot, rupiah juga menguat. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.095 di mana rupiah menguat 0,11%.
Kala pembukaan pasar, penguatan rupiah tipis saja di 0,07%. Seiring perjalanan, apresiasi rupiah menebal dan dolar AS berhasil didorong ke bawah Rp 14.100.
Tidak cuma rupiah, beberapa mata uang utama Asia lainnya juga terapresiasi di hadapan dolar AS. Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang Benua Kuning di perdagangan pasar spot pada pukul 10:03 WIB:
Pelaku pasar lega karena hubungan AS-China yang sempat renggang mulai dirajut kembali. Kemarin, Penasihat Perdagangan Gedung Putih Peter Navarro membuat kegaduhan dengan mengatakan bahwa kesepakatan dagang AS-China sudah selesai. Navarro bahkan menuding delegasi China yang hadir di Washington saat penandatanganan kesepakatan dagang fase I pada pertengahan Januari lalu membawa virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).
Navarro buru-buru memberikan klarifikasi. Namun tudingannya kepada China tetap saja keras.
"Pernyataan saya diartikan di luar konteks. Pernyataan itu tidak terkait dengan kesepakatan fase I, kesepakatan itu masih dipatuhi. Saya berbicara soal berkurangnya kepercayaan kami terhadap Partai Komunis China setelah mereka berbohong tentang asal mula virus dan menyebar pandemi ke seluruh dunia," kata Navarro, seperti diberikan CNBC International.
Lawrence 'Larry' Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Putih, juga menegaskan bahwa kesepakatan dagang AS-China belum dicabut. Menurut Kudlow, Navarro hanya keseleo lidah. Kudlow pun tidak lupa memuji China karena konsisten dalam menjalankan poin-poin kesepakatan dagang seperti dengan memborong produk-produk Negeri Paman Sam.
"Saya rasa (Navarro) hanya salah ucap, kesepakatan dagang masih ada. Bahkan China sudah memainkan perannya, tidak hanya membeli komoditas AS tetapi hal-hal lain," kata Kudlow, seperti diberitakan Fox Business Network.
Perkembangan ini membuat risiko perang dagang lanjutan antara AS vs China menjadi berkurang. Di tengah pandemi virus corona yang belum selesai, tidak adanya tambahan masalah tentu disambut baik oleh pelaku pasar.
Investor pun kian rajin memburu aset-aset berisiko, termasuk di Indonesia. Di bursa saham, investor asing membukukan beli bersih Rp 9,82 miliar pada pukul 09:23 WIB. Hasilnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak 1,15% dan semakin dekat dengan angka 5.000.
TIM RISET CNBC INDONESIA