Telat Panas, Rupiah Berakhir Stagnan di Rp 14.110/US$

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
23 June 2020 16:02
Ilustrasi Uang Dolar/CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Foto: Ilustrasi Uang Dolar/CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Navaro yang berbicara dalam acara "The Story" di Fox mengatakan Presiden AS Donald Trump sudah memutuskan untuk mengakhiri kesepakatan dagang dengan China karena intelijen menyakini virus corona berasal dari laboratorium di kota Wuhan.

"Di sini titik baliknya. Mereka datang pada 15 Januari untuk menandatangani kesepakatan dagang, saat itu mereka sudah tahu ada virus tersebut selama 2 bulan" kata Navarro menjelaskan keputusan tersebut.

"Saat itu, ratusan bahkan ribuan orang China datang ke negara ini sehingga virus menyebar, dan hanya beberapa menit setelahnya kita mulai tahu pandemi ini," tambah Navarro.

Navaro bahkan membandingkan China dengan pemerintahan Jepang pada 1941 ketika berbicara dengan pemerintahan Presiden Franklin D. Roosevelt, sebelum akhirnya malah menyerang Pearl Harbor.

"Saya pikir semua orang di sini dan di sekitar negara ini sudah paham jika China berbohong dan warga Amerika meninggal," kata Navarro.

Pernyataan Navarro tersebut bisa jadi membuat hubungan AS-China memburuk, dan babak baru perang dagang dimulai. Saat pandemi penyakit akibat virus corona (Covid-19) belum diketahui kapan akan berakhir, perang dagang AS-China akan menjadi kabar buruk yang membuat perekonomian global semakin nyungsep.

Meski demikian Navarro merevisi lagi pernyataannya, begitu juga Presiden Trump langsung menyatakan kesepakatan dagang dengan China masih tetap melalui akun Twitternya

"Komentar saya diterjemahkan jauh di luar konteks," kata Navarro menanggapi pernyataannya yang membuat sentimen pelaku pasar memburuk.

"Mereka tidak ada melakukan perubahan apapun pada kesepakatan dagang fase I, yang masih tetap seperti sebelumnya. Saya hanya mengatakan kurangnya kepercayaan yang kita miliki saat ini pada Partai Komunis China setelah mereka berbohong mengenai asal virus (corona) China dan menyebarkan pandemi ke seluruh dunia," tambahnya.

klarifikasi dari Navarro dan cuitan Presiden Trump mampu mengangkat kembali bursa saham Asia yang sebelumnya masuk ke zona merah. Begitu juga dengan mata uang Asia yang sebelumnya melemah berbalik menguat. Sayang rupiah telat panas, sehingga belum mampu menguat hanya sampai stagnan di Rp 14.110/US$. 

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular