Cemas karena Corona, Bursa Asia Babak Belur

trp, CNBC Indonesia
22 June 2020 16:32
A man is reflected on an electronic board showing a graph analyzing recent change of Nikkei stock index outside a brokerage in Tokyo, Japan, January 7, 2019. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Foto: Bursa Tokyo (REUTERS/Kim Kyung-Hoon)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham di kawasan Asia pada perdagangan Kamis (18/6/2020) terpantau mayoritas ditutup di zona merah. Kenaikan hanya dicatatkan oleh bursa Singapura.

Sentimen negatif hari ini datang dari ketakutan para pelaku pasar akan terjadinya gelombang kedua serangan virus corona. Tercatat pada Minggu (21/6/20) jumlah pasien yang terkonfirmasi positif corona secara global kembali memecahkan rekor dengan jumlah pasien positif sebesar 183.020 orang tertinggi sejak pertama kali nCov-19 menyerang.

Sebelumnya di China, kenaikan jumlah infeksi baru memaksa Beijing membatalkan penerbangan, menutup sekolah, dan mengkarantina beberapa distrik. Namun demikian, sumber otoritatif di China menyatakan bahwa penyebaran virus Covid-19 di Beijing sudah terkendali.

Sementara itu, hal serupa juga terjadi di Amerika Serikat (AS) akan tetapi menurut Direktur Institut Kesehatan Nasional Dr. Anthony Fauci AS masih berada di gelombang pertama virus nCov-19.

"Ketika kasus positif harian masih mencapai 20.000 orang per hari, bagaimana anda bisa menganggap ini adalah gelombang kedua (virus corona)?"

"Kita masih berada pada fase pertama, mari keluar dulu dari gelombang pertama ini baru kita bisa membicarakan gelombang kedua." Ujar Fauci.

Akan tetapi negara-negara sudah tidak mampu menahan biaya yang muncul akibat karantina wilayah

"Banyak negara yang sudah sampai di tingkat kelelahan untuk mengkarantina warganya karena biaya ekonomi untuk karantina sudah mencapai level yang terlalu sakit untuk ditahan sehingga kedepanya karantina hanya akan ditargetkan di wilayah-wilayah tertentu, apabila memang virus corona jilid 2 menyerang." Ujar Anand Pathmakanthan dari Maybank Kim Eng.

Di Hong Kong indeks Hang Seng anjlok 0,60% setelah rilis Indeks Harga Konsumen bulan Mei oleh Departemen Sensus dan Statistik Hong Kong yang menunjukkan terjadinya inflasi sebesar 1,4%. Data ini menunjukkan hal yang kurang menyenangkan bagi para investor, sebab bulan lalu tercatat inflasi sebesar 1,9% yang berarti daya beli masyarakat Hong Kong kembali turun.

Di China daratan indeks SSE berhasil naik 0,28%. Bank Rakyat China sebagai bank sentral Negeri Tirai Bambu tersebut mempertahankan suku bunga pinjaman bank di angka 3,85% setelah pada bulan Maret lalu sempat menurunkan suku bunga pinjaman dari angka 4,05% untuk meningkatkan likuiditas yang seret akibat Covid-19.

Di negara lain di Asia seperti Singapura indeks STI berhasil naik 0,25%, di Jepang indeks Nikkei terpantau turun sebesar 0,08%, di Korea Selatan indeks Kospi terpantau anjlok 0,45%. Dari dalam negeri Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau naik tipis 0,02% ke level 4.943,20.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular