Kala Jokowi Bawa Tambang dan Blok Migas Pulang ke Pangkuan RI

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
22 June 2020 16:43
Jakarta, CNBC Indonesia - Mining Industry Indonesia (MIND ID) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) bersama dengan para pemegang sahamnya, Vale Canada Limited (VCL) dan Sumitomo Metal Mining Co., Ltd. (SMM) menandatangani Perjanjian Pendahuluan pada 11 Oktober lalu untuk mengambilalih 20% saham divestasi Vale kepada peserta Indonesia.
Foto: Jakarta, CNBC Indonesia - Mining Industry Indonesia (MIND ID) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) bersama dengan para pemegang sahamnya, Vale Canada Limited (VCL) dan Sumitomo Metal Mining Co., Ltd. (SMM) menandatangani Perjanjian Pendahuluan pada 11 Oktober lalu untuk mengambilalih 20% saham divestasi Vale kepada peserta Indonesia.

Dalam pernyataan resminya, MIND ID menyatakan akuisisi itu merupakan mandat negara untuk mengelola cadangan mineral strategis dan mendorong hilirisasi industri pertambangan. Dengan memiliki 20% saham Vale Indonesia dan 65% saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), MIND ID memiliki akses terhadap cadangan nikel terbesar dunia.

"Transaksi ini menegaskan kepercayaan perusahaan-perusahaan tambang dunia terhadap MIND ID dan Indonesia secara keseluruhan. Kerjasama MIND ID dan PTVI akan menjadi sinergi yang saling menguntungkan dan saling melengkapi untuk memajukan industri pertambangan," kata Group CEO MIND ID Orias Petrus Moedak, dalam siaran persnya, Sabtu (20/6/2020).

Kebanggaan MIND ID tersebut memang beralasan. Indonesia merupakan pemegang cadangan nikel terbesar dunia, diikuti oleh Australia. Menurut data Statista, cadangan nikel terbesar dunia ada di Indonesia, sebanyak 21 juta metrik ton.

valeSumber: Statista

Australia berada di posisi kedua sebesar 20 juta metrik ton, dan menyusul kemudian Brazil yang menjadi negara tempat induk usaha Vale Indonesia beroperasi. Dengan kepemilikan saham Vale Indonesia, maka Indonesia kian menggusur posisi Brazil dalam hal penguasaan cadangan tersebut untuk kemudiaan berkolaborasi lewat perseroan.

Transaksi pembelian saham Vale Indonesia ini merupakan kesuksesan kedua pemerintahan Jokowi, setelah pada 2018, MIND ID mengakuisisi 51% saham PT Freeport Indonesia, yang selama puluhan tahun dikangkangi Freeport McMorran. Dana yang dikeluarkan untuk memboyong saham PTFI ini cukup besar, yakni US$ 3,85 miliar atau sekitar Rp 55 triliun.

Namun sayangnya Freeport Indonesia mengumumkan tidak bakal membagikan dividen hingga 2020 karena EBITDA hingga periode tersebut akan merosot drastis akibat berhentinya produksi dari tambang terbuka Grasberg.

Di luar itu, pemerintah juga telah mengakuisisi sumur migas dengan cadangan besar, yakni blok Rokan dan blok Mahakam. Blok Mahakam diambil Pertamina dari Total pada Januari 2018. Saat itu Pertamina masuk ke Blok Mahakam tanpa proses transisi, sehingga tak bisa mengejar angka produksi seperti sebelumnya.

Blok Rokan juga menghadapi tantangan yang sama. Mulai Agustus 2021, blok minyak raksasa Rokan akan diambil alih PT Pertamina (Persero) dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI), tetapi Pertamina tidak boleh masuk mengebor. Kedua perusahaan migas ini belum sepakat untuk menjaga produksi di masa transisi perubahan kepemilikan.

"Membawa pulang" kekayaan nasional tentu satu hal yang positif, dan layak diacungi jempol. Namun memastikan bahwa aset yang sudah dimiliki kembali itu bisa dioptimalkan secara bisnis demi kepentingan nasional adalah pekerjaan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular