Bursa Asia Mixed, Koreksi Besar Landa Bursa Hong Kong

trp, CNBC Indonesia
22 June 2020 12:58
Passersby are reflected on an electronic board showing the exchange rates between the Japanese yen and the U.S. dollar, the yen against the euro, the yen against the Australian dollar, Dow Jones Industrial Average and other market indices outside a brokerage in Tokyo, Japan, August 6, 2019.   REUTERS/Issei Kato
Foto: Bursa Tokyo (REUTERS/Issei Kato)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham di kawasan Asia pada perdagangan Kamis (18/6/2020) terpantau mayoritas bervariatif. Penurunan terjadi di bursa saham Hong Kong, Jepang, dan Korea Selatan.

Sentimen negatif hari ini datang dari ketakutan para pelaku pasar akan terjadinya gelombang kedua serangan virus corona. Tercatat pada Minggu (21/6/20) jumlah pasien yang terkonfirmasi positif corona secara global kembali memecahkan rekor dengan jumlah pasien positif sebesar 183.020 orang tertinggi sejak pertama kali nCov-19 menyerang.

Sebelumnya di China, kenaikan jumlah infeksi baru memaksa Beijing membatalkan penerbangan, menutup sekolah, dan mengkarantina beberapa distrik. Namun demikian, sumber otoritatif di China menyatakan bahwa penyebaran virus Covid-19 di Beijing sudah terkendali.

Sementara itu hal serupa juga terjadi di Amerika Serikat (AS) akan tetapi menurut Direktur Institut Kesehatan Nasional Dr. Anthony Fauci AS masih berada di gelombang pertama virus nCov-19.

"Ketika kasus positif harian masih mencapai 20.000 orang per hari, bagaimana anda bisa menganggap ini adalah gelombang kedua (virus corona)?."

"Kita masih berada pada fase pertama, mari keluar dulu dari gelombang pertama ini baru kita bisa membicarakan gelombang kedua." Ujar Fauci.

Di Hong Kong indeks Hang Seng anjlok 0,60% jelang rilis Indeks Harga Konsumen bulan Mei oleh Departemen Sensus dan Statistik Hong Kong. Bulan lalu sendiri menunjukkan terjadinya inflasi sebesar 1,90% yang menunjukkan daya beli masyarakat Hong Kong sudah mulai membaik sejak bulan Januari dimana inflasi tercatat hanya sebesar 1,40%

Di China daratan indeks SSE berhasil naik 0,28%. Bank Rakyat China sebagai bank sentral Negeri Tirai Bambu tersebut mempertahankan suku bunga pinjaman bank di angka 3,85% setelah pada bulan Maret lalu sempat menurunkan suku bunga pinjaman dari angka 4,05% untuk meningkatkan likuiditas yang seret akibat Covid-19.

Di negara lain di Asia seperti Singapura indeks STI berhasil naik 0,25%, di Jepang indeks Nikkei terpantau turun sebesar 0,08%, di Korea Selatan indeks Kospi terpantau anjlok 0,45%. Dari dalam negeri Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau naik tipis 0,02% ke level 4.943,20.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular