IHSG Sulit Move On Hari Ini, Covid-19 Bikin Investor Grogi

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
22 June 2020 08:49
Ilustrasi Pialang Mandiri. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Pialang Mandiri. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdagangan saham di awal pekan ini masih tertuju pada perkembangan penambahan jumlah kasus positif baru pandemi Covid-19 di era tatanan normal baru yang terus meningkat di beberapa negara. Ketidakpastian yang masih tinggi inilah yang berpotensi menyebabkan laju bursa saham kembali terkoreksi.

Akhir pekan kemarin, Jumat (22/6/2020), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona hijau dengan penguatan sebesar 0,34% ke posisi 4.942,27. Nilai transaksi harian mencapai Rp 7,25 triliun dengan volume 6,76 miliar unit saham. Pelaku pasar mencatatkan aksi jual bersih Rp 653,45 miliar.

PT Valbury Sekuritas, dalam risetnya mencermati sentimen dari dalam negeri, antara lain pernyataan dari Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi hingga minus 3,8% pada kuartal II 2020 akibat pandemi covid-19.

Angka tersebut lebih rendah dibandingkan proyeksi yang disampaikan bendahara negara sebelumnya, yaitu minus 3,1%. Pertumbuhan ekonomi tahun ini sangat bergantung pada pemulihan ekonomi pada kuartal II dan III. Pemerintah juga telah menyiapkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan penanganan covid-19.

Secara total, biaya yang dianggarkan Kementerian Keuangan untuk penanganan covid-19 mencapai Rp695,2 triliun dari Rp405,1 triliun untuk biaya penanganan covid-19 yang mengubah struktur APBN secara drastis.

Valbury memperkirakan, pergerakan IHSG pekan ini akan melemah yang dipicu oleh faktor-faktor, antara lain pasar kembali mencemaskan berlanjutnya kenaikan wabah corona di beberapa negara dan kurs Rupiah yang rawan melemah terhadap dolar AS.

"IHSG diperkirakan bergerak pada kisaran 4.923/4.904/4.880 dan resistance 4.966/4.989/5.008," tulis Valbury, Senin (22/6/2020).

Senada, Reliance Sekuritas juga menyebutkan, perekonomian Indonesia akan menghadapi awan mendung di tahun ini imbas pandemi Covid-19 yang juga belum menunjukkan tanda-tanda mereda.

Hal ini memaksa pejabat pemerintah, bank sentral, ekonom dan lembaga internasional memproyeksikan pertumbuhan yang lebih lambat.

Bank Pembangunan Asia (ADB) memproyeksikan produk domestik bruto Indonesia (PDB) menyusut 1 persen tahun ini, terlemah sejak krisis keuangan Asia 1998 karena pandemi coronavirus telah menimbulkan gangguan ekonomi yang sangat signifikan.

"Perkiraan tersebut merupakan revisi turun dari pertumbuhan 2,5 persen yang diproyeksikan pada bulan April," tulis Reliance Sekuritas.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular