Analisis Teknikal

Jika Tembus US$ 1.785, Siap-siap Harga Emas Menuju US$ 1.900

Haryanto, CNBC Indonesia
18 June 2020 15:55
Gold bars are stacked in the safe deposit boxes room of the Pro Aurum gold house in Munich, Germany,  August 14, 2019. REUTERS/Michael Dalder
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia di pasar spot pada penutupan perdagangan Rabu kemarin (17/6) atau Kamis pagi waktu Indonesia turun tipis sebesar US$ 0,67 atau 0,04% ke level US$ 1.726,29/troy ons setelah naik US$ 2,35 atau 0,14% ke level US$ 1.726,96/troy ons dari penutupan perdagangan sebelumnya.

Mengacu data Refinitiv, dalam beberapa hari terakhir, harga emas masih bergerak di atas level psikologis US$ 1.700/troy ons di tengah beragam sentimen, mulai dari lonjakan kasus pandemi virus corona (Covid-19) hingga stimulus bank sentral.

Oleh karena itu, Gold Eagle, media dan lembaga riset khusus informasi logam mulia yang berdiri sejak 1997, memberikan analisis teknikal terkait dengan harga emas. Data perkiraan harga emas ini merupakan prediksi rata-rata dari beragam panel analis pasar emas.

Penilaian mereka terhadap tren harga emas didasarkan pada berbagai metode termasuk: analisis teknikal, fundamental pasar, sentimen pasar saat ini, dan analisis peristiwa ekonomi dan politik global.

Sebuah sinyal, baru saja muncul di pasar keuangan global untuk pertama kalinya dalam sejarah yang tercatat akibat pendemi Covid-19 dan ini menubuatkan masalah besar bagi perekonomian dunia ke depan.

 

AnalisisFoto: Trading Economics
Analisis

 

Sebelumnya, emas sebagai aset lindung nilai untuk meminimalkan risiko, sempat menyentuh level terendah di US$ 1.190/troy ons yang berasal dari koreksi pasar pada akhir tahun 2018.

Sementara itu, sejak tembus atau breakout harga emas di level US$ 1.580/troy ons pada April lalu, harga emas terus menunjukkan pola bullish sejak saat itu.

Harga emas yang terus bergerak naik bertepatan dengan pemberlakuan karantina wilayah (lockdown) di tengah meluasnya penyebaran virus corona pada bulan Maret di seluruh negara. Lazimnya, ketika kondisi ekonomi mengkhawatirkan, emas biasanya jadi target investasi.

Emas melanjutkan pola bullish (tren menguat) yang berlangsung hingga pertengahan Mei, kemudian harga emas terus 'berlari'. Harga emas baru-baru ini menjejak kembali levelnya ke kisaran US$ 1.720/troy ons dan menemukan pijakan baru di tingkat harga itu.

Harga emas pun terus naik lebih dari US$ 15 sejak 19 Mei 2020.

Gold Eagle juga memperkirakan bahwa harga emas akan mencoba kembali ke level tertinggi yang berada di kisaran US$ 1.760/troy ons hingga menemukan dukungan lanjutan, dengan titik resistensi (batas atas) berikutnya adalah US$ 1.785/troy ons yang sempat diuji dua kali pada tahun 2012.

Jika nantinya level tersebut tertembus, berpotensi berlanjut ke US$ 1.900/troy ons jika bullish emas terus berjalan di tengah ketidakpastian ekonomi saat ini .

 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(har/har)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wah, Ada yang Ramal Harga Emas Tembus Rp 1,5 juta/gram

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular