
Dicaplok Saudi Aramco Rp 967 T, Begini Jejaring Bisnis Sabic

Jakarta, CNBC Indonesia - Saudi Aramco menyelesaikan pembelian 70% saham Sabic, raksasa petrokimia milik kerajaan Arab Saudi, dari pemegang saham sebelumnya yakni Dana Investasi Publik Saudi (Saudi Public Investment Fund). Penyelesaian akuisisi pada Rabu kemarin ini (17/6/2020) menjadi deal terbesar yang pernah ada di industri kimia global.
Perusahaan minyak negara ini juga mengumumkan perpanjangan rencana pembayaran akuisisi senilai US$ 69,1 miliar atau setara Rp 967 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$), dicicil pada 2020 dan 2028, tenornya bertambah dari rencana sebelumnya karena harga minyak yang anjlok dihantam pandemi coronavirus yang berimbas pada pendapatan Saudi Aramco.
CNBC International mencatat, laba bersih Aramco jatuh 25% pada kuartal pertama 2020. Aramco tercatat membukukan laba bersih 62,5 miliar riyal (US$ 16,66 miliar) dalam 3 bulan hingga Maret, turun dari periode yang sama tahun lalu US$ 22,2 miliar.
Kesepakatan awal sebetulnya akan diselesaikan pada 2021, tetapi kemudian diperpanjang untuk pertama kali dari akhir tahun lalu diundur menjadi 2025.
Dana Investasi Publik (PIF) adalah dana kekayaan negara atau sovereign wealth fund (SWF) milik Saudi. Ini adalah salah satu SWF terbesar di dunia dengan total aset diperkirakan US$ 320 miliar atau setara Rp 4.480 triliun.
Sementara itu, Saudi Basic Industries adalah perusahaan Saudi yang bergerak di sektor material, terutama industri kimia dan didirikan sejak September 1976.
![]() |
Mengacu situs resminya, Sabic berkantor pusat di Riyadh, Arab Saudi. Sabic adalah perusahaan publik yang tercatat di Tadawul Stock Exchange (TASI) di Riyadh.
Pemerintah Arab Saudi melalui Dana Investasi Publik memiliki 70% saham perusahaan sebelum dibeli Saudi Aramco.
Sementara sisa saham perusahaan petrokomia ini dipegang investor, termasuk negara-negara Dewan Kerja Sama Teluk atau GCC (Gulf Cooperation Council) yang terdiri dari Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, dan Uni Emirat Arab (UEA). Saham lain dipegang oleh investor yang memiliki perjanjian swap saham.
Sepanjang tahun lalu, pendapatan tahunan Sabic menembus SR (Saudi real) 140 miliar atau setara dengan Rp 528 triliun (asumsi kurs Rp 3.762/SR). Pendapatan ini anjlok dari 2018 yakni SR 169 miliar. Sementara laba bersih tahun lalu SR 5,6 miliar atau Rp 21 triliun, ambles dari 2018 yakni SR 21,5 miliar.
Total produksi petrokimia mencapai 72,6 juta metrik ton.
![]() Pendapatan SABIC |
Chairman Sabic saat ini adalah Abdulaziz Saleh Aljarbou. Wakil Chairman dan Chief Executive Officer (CEO) yakni Yousef Abdullah Al-Benyan.
Bisnis Sabic terdiri dari empat unit bisnis yakni Petrokimia, Spesialisasi, Agri-Nutrien, dan Logam yang masing-masing dipimpin oleh Wakil CEO.
Pada kuartal I-2020, dalam siaran persnya, Sabic mencatat kerugian bersih sebesar SR 0,95 miliar, turun 20% dibandingkan dengan kerugian bersih sebesar SR 0,79 miliar pada kuartal yang sama tahun sebelumnya.
Total penjualan selama kuartal pertama mencapai SR 30,83 miliar, turun 18% dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun 2019, dan turun 6% terhadap kuartal sebelumnya (kuartal IV-2019).
Manajemen mengungkapkan, sektor kimia menjadi infrastruktur penting negara sehingga banyak lokasi pabrik Sabic dikecualikan dari perintah penutupan pemerintah akibat pandemi Covid-19. Pabrik Sabic tetap beroperasi, beroperasi di bawah peningkatan standar kesehatan dan keselamatan yang selaras dengan langkah-langkah dan pedoman pemerintah yang dikeluarkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia. (WHO).
"Harga produk kami tetap tertantang dan tidak ada peningkatan dalam keseimbangan pasokan dan permintaan khususnya atas produk-produk utama kami pada kuartal pertama 2020 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Ini semakin diperburuk oleh Covid-19 yang menjadi pandemi global dan penurunan harga minyak yang signifikan menjelang akhir kuartal," kata Yousef Abdullah Al-Benyan, dalam siaran persnya.
"Sabic berkomitmen untuk tetap disiplin dalam hal modal dan upaya mempertahankan neraca yang kuat. Kami telah menangguhkan semua capex [belanja modal], tetapi capex non-diskresioner untuk operasi yang aman dan andal dan proyek tahap akhir. Kami yakin akan ketahanan dan kekuatan operasi dan rantai pasokan kami, dan pada peluang yang ada untuk pertumbuhan jangka panjang," tegasnya.
(tas/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Deal Akbar! Aramco Resmi Caplok 70% Saham Sabic Rp 967 T
