Dibayangi Sentimen Buruk, Bursa Eropa Naik Tipis di Sesi Awal

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
17 June 2020 14:54
The German share prize index DAX board is photographed early afternoon on the day of the Brexit deal vote of the British parliament in Frankfurt, Germany, January 15, 2019. REUTERS/Kai Pfaffenbach
Foto: Frankfurt Stock Exchange (DAX) (REUTERS/Kai Pfaffenbach)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Eropa menguat pada pembukaan Rabu (17/6/2020) karena pelaku pasar kini fokus memantau ketegangan India-China dan Korea Utara (Korut)-Korea Selatan (Korsel), di tengah menyebarnya lagi virus corona (strain terbaru).

Indeks Stoxx 600, yang berisi 600 saham unggulan di Eropa, naik tipis 0,2% pada sesi pembukaan. Indeks saham sektor perbankan loncat 9% menjadi pemimpin reli diikuti indeks sektoral bahan mentah sebesar 0,5%.

Setengah jam kemudian, reli Stoxx 600 bertambah menjadi +2,71 poin (+0,75%) ke 366,04. Di sisi lain indeks FTSE Inggris menguat 56,73 poin (+0,91%) ke 6.299,52, indeks DAX Jerman naik 75,27 poin (+0,61%) ke 12.390,93 dan CAC Prancis tumbuh 44,19 poin (+0,89%) ke 4.996,65.

Bursa Eropa cenderung mengikuti arah sentimen pasar yang diprediksi mengikuti tren di Asia, yang melemah tipis menyusul peringatan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) dan keprihatinan seputar isu geopolitik antarnegara di Asia.

Kepala Ekonom IMF Gita Gopinath pada Selasa mengingatkan bahwa "Laporan Update Outlook Ekonomi Dunia yang bakal dirilis pada Juni sepertinya akan menunjukkan tingkat pertumbuhan negatif yang lebih buruk dari perkiraan sebelumnya."

Dari Semenanjung Korea, Korsel pada Rabu menyatakan takkan menerima perilaku tak beralasan dari pihak Korut. Pernyataan itu merespon keputusan Korsel meledakkan kantor perwakilan kedua negara di wilayah industri perbatasan kedua negara.

Di sisi lain, ketegangan di perbatasan India-China mengalami eskalasi yang drastis setelah baku tembak yang menewaskan tentara kedua belah pihak. India melaporkan sebanyak 20 tentaranya tewas dalam insiden di lembah Galwan tersebut. Ini merupakan situasi tergawat di kawasan tersebut dalam 40 tahun terakhir.

Investor di Eropa juga akan mengikuti perkembangan terbaru soal virus corona (strain terbaru), setelah jumlah pengidap di seluruh dunia telah mencapai angka 8,2 juta.

 Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) telah mengingatkan bahwa penyebaran virus telah melambat di sebagian kawasan Eropa, tapi menguat di bagian lain di dunia termasuk di Afrika dan AS. China, juga memantau perkembangan kluster baru di Beijing.

Universitas Oxford sebelumnya mengumumkan hasil studinya bahwa Dexamethasone, obat berharga murah dan dijual bebas di pasar, terbukti menyelamatkan nyawa pasien yang divonis kritis mengidap Covid-19.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lawan Gravitasi akibat Corona Delta, Bursa Eropa Melesat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular