Tunggu BoJ Atasi Resesi, Yen Dilibas Rupiah ke Rp 130,48

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
16 June 2020 11:55
Mata Uang Yen. (REUTERS/Kim Kyung-Hoon/Files)
Foto: Mata Uang Yen. (REUTERS/Kim Kyung-Hoon/Files)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar yen Jepang melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) dan rupiah pada perdagangan Selasa (16/6/2020) pagi. Bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) yang akan mengumumkan kebijakan moneter hari ini menjadi fokus bagi mata uang yang menyandang status safe haven ini.

Melansir data Refinitiv, pada pukul 9:24 WIB, yen melemah tipis 0,07% melawan dolar AS ke 107,38/US$ di pasar spot. Melawan rupiah yen lebih parah, melemah 0,32% ke Rp 130,48/JPY.

Reuters melaporkan BoJ hari ini belum akan memberikan tambahan stimulus moneter guna meredam dampak pandemi penyakit virus corona (Covid-19) ke perekonomian Jepang yang sudah mengalami resesi Jepang.

Meski demikian, gubernur BoJ Haruhiko Kuroda diprediksi akan memberikan petunjuk bagaimana akan membangkitkan perekonomian dalam jangka panjang.

"BoJ kemungkinan akan melihat dampak kebijakan fiskal yang dikucurkan pada bulan Juli dan dampak dari program pembelian aset (quantitative easing/QE) besar yang telah dilakukan dengan mempertahankan suku bunga obligasi tetap di dekat 0%," kata Hirosi Ugai, kepala ekonom JPMorgan Securities Jepang, sebagaimana dilansir Reuters.

"Ketika BoJ mengetahui lebih banyak kondisi ekonomi Jepang, BoJ mungkin akan memperkuat panduan kebijakan moneternya di awal musim gugur," tambahnya.

Pada kuartal I-2020 lalu, produk domestik bruto (PDB) Jepang mengalami kontraksi alias minus 0,6% dari kuartal sebelumnya (quarter-on-quarter/QoQ).


Jepang akhirnya resmi mengalami resesi teknikal akibat PDB minus dalam dua kuartal beruntun secara QoQ. Di kuartal IV-2019 lalu, PDB Jepang minus 1,9% QoQ, dan di kuartal sebelumnya stagnan 0%.

Saat yen sedang menanti apakah BoJ akan menambah stimulus atau tidak, rupiah sedang dinaungi sentimen positif dari membaiknya mood pelaku pasar, sehingga kembali masuk ke aset-aset berisiko dengan imbal hasil tinggi.

Mood pelaku pasar yang sedang membaik, tercermin dari penguatan bursa saham, dapat memicu penguatan rupiah. Penguatan bursa terjadi setelah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) Senin tengah malam waktu Indonesia mengumumkan mulai hari ini akan membeli obligasi perusahaan di pasar skunder melalui program Secondary Market Corporate Credit Facility (SMCCF).

Program tersebut sudah diumumkan pada 23 Maret lalu, dan merupakan salah satu dari beberapa fasilitas yang dikeluarkan The Fed guna meredam dampak pandemi penyakit virus corona (Covid-19) ke perekonomian.

Bursa saham AS (Wall Street) yang anjlok di awal perdagangan berbalik melesat naik setelah pengumuman tersebut. Hawa positif pun datang ke Asia pagi ini, dan rupiah berpeluang kembali berjaya melawan yen.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular