
Beijing Siaga Corona, Rupiah Tetap Terbaik Asia!

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Rupiah pun menghijau di perdagangan pasar spot.
Pada Senin (15/6/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.228. Rupiah menguat 0,2% dibandingkan posisi akhir pekan lalu.
Sementara di pasar spot, rupiah pun menguat. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.025 di mana rupiah menguat 0,18%.
Kala pembukaan pasar spot, rupiah masih stagnan di Rp 14.050/US$. Seiring perjalanan, rupiah masuk jalur hijau dan bertahan di sana sampai saat ini.
Sedangkan mata uang Asia lainnya bergerak variatif di hadapan dolar AS, tetapi dalam kisaran terbatas. Oleh karena itu, apresiasi 0,18% sudah cukup untuk membawa rupiah menjadi yang terbaik di Asia.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning di perdagangan pasar spot pada pukul 10:04 WIB:
Tidak hanya di Asia, dolar AS juga melemah secara global. Pada pukul 09:34 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,22%.
Rilis data terbaru menunjukkan bahwa perbaikan ekonomi dunia masih berada di jalur yang tepat. Di China, produksi industri pada Mei 2020 tumbuh 4,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY). Lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada April yang sebesar 3,9% YoY.
Masih dari China, penjualan ritel pada Mei turun 2,8% YoY. Meski masih mengalami kontraksi, tetapi membaik dibandingkan bulan sebelumnya yang anjlok 7,5% YoY. Kontraksi pada Mei juga menjadi yang terendah dalam lima bulan terakhir.
Perlahan tetapi pasti, ekonomi mulai bergeliat selepas dihantam keras oleh pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Masyarakat mulai kembali beraktivitas meski masih dibatasi protokol kesehatan. Namun lebih baik dibandingkan tidak sama sekali, bukan?
Oleh karena itu, investor mulai malas untuk bermain aman. Dolar AS, aset safe haven paling diminati kala situasi tidak pasti, mengalami tekanan jual.
US Commodity Futures Trading Commission mencatat, nilai kontrak dari investor yang mengambil posisi short (jual) pada pekan yang berakhir 9 Juni adalah US$ 9,51 miliar. Naik dibandingkan pekan sebelumnya yakni US$ 8,17 miliar. Artinya, investor sedang bersikap bearish terhadap mata uang Negeri Paman Sam.
Depresiasi dolar AS sukses dimanfaatkan oleh mata uang lain, termasuk rupiah. Bahkan rupiah berhasil menjadi yang terbaik di Asia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
