Sepekan Meroket Rp 24.000, ke Mana Arah Harga Emas Antam?

Haryanto, CNBC Indonesia
15 June 2020 06:35
Virus Outbreak Thailand Gold Sell Off
Foto: Harga Emas Meroket di Thailand. IAP/Sakchai Lalit)

Bagaimana prospek harga emas ke depan, terutama emas global?

Ole Hansen, Kepala Ahli Strategi Komoditas di Saxo Bank, memprediksi stimulus tersebut akan berdampak pada emas dalam jangka panjang. Ia mengatakan pelaku pasar belum paham sepenuhnya bagaimana dampak kebijakan bank sentral dan pemerintah di berbagai negara ke pasar finansial.

"Dari perspektif investasi emas, ini bukan mengenai apa yang terjadi hari ini, besok, atau bulan depan, tetapi apa yang akan terjadi 6 sampai 12 bulan ke depan atau lebih dari itu," kata Hansen, sebagaimana dikutip Kitco.

Hansen memprediksi di akhir tahun ini harga emas berada di US$ 1.800/troy ons, kemudian mencetak rekor tertinggi di 2021, dan dalam jangka panjang berada di atas US$ 4.000/troy ons.

Fundamental untuk kenaikan harga emas masih memungkinkan, lalu bagaimana dengan proyeksi harga emas secara teknikal selama seminggu ke depan?

Analisis TeknikalFoto: Revinitif
Analisis Teknikal


Pergerakan harga emas dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, emas bergerak menuju area support, dengan garis BB yang terlihat menyempit, artinya pergerakan cenderung untuk stabil atau sideway.

Sementara indikator Fibonacci Retracement yang menggunakan tren line atau garis tren, dengan level-level yang dijadikan sebagai area acuan atau referensi dalam menentukan area support dan resistance. Saat ini berada di area 61,8% fibo, melalui penarikan garis dari harga tertinggi ke harga terendah periode bulanan.

Untuk melanjutkan penguatan emas perlu melewati level resistance di area US$ 1.750/troy ons hingga US$ 1.765/troy ons. Namun jika mengacu dari pergerakan grafik yang lebih dekat ke area 50% fibo, maka emas cenderung untuk koreksi mencoba menyentuh support terdekat di area US$ 1.717/troy ons atau area 50% fibo hingga area US$ 1.706 yang sekaligus area 38,2% fibo.

Sementara itu, indikator Stochastic yang digunakan sebagai area jenuh beli (overbought) di level 80 dan area jenuh jual (oversold) di level 20. Emas saat ini mendekati area jenuh jual, namun belum berada di level 20, sehingga pergerkanmasih berpotensi untuk terkoreksi.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang semakin menyempit dan mencoba untuk menyentuh level 50% fibo, maka pergerakan emas berpotensi untuk bearish dalam jangka pendek.

Kendati demikian selama harga emas tidak berada di bawal level psikologis US$ 1.700/troy ons, pergerakan untuk jangka menengah masih akan bullish.

Emas perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

Oleh karena itu, setelah penguatan selama seminggu terakhir emas berpotensi untuk terkoreksi dalam jangka pendek, namun untuk jangka menengah dan jangka panjang prospek untuk menguat lebih lanjut sangat memungkinkan, terutama jika harga emas tidak bermain di bawah level psikologis.

Rentang harga perdagangan selama sepekan ini, harga emas diperkirakan bergerak di kisaran US$ 1.700/troy ons hingga US$ 1.750/troy ons.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular