Merespon Outlook AS, Bursa Eropa Anjlok di Sesi Awal

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
11 June 2020 15:05
The German share price index DAX is seen at the stock exchange in Frankfurt, Germany, August 27, 2018. REUTERS/Staff/Remote
Foto: Bursa Eropa (REUTERS/Staff)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Eropa anjlok pada sesi awal perdagangan Kamis (11/6/2020), karena investor merespons negatif pernyataan bank sentral Amerika Serikat (AS) seputar prospek perekonomian Negara Adidaya tersebut.

Indeks Stoxx 600, yang berisikan 600 saham unggulan di Eropa, drop 2,6% pada pembukaan. Indeks saham sektor otomotif dan perbankan menjadi pemberat utama dengan anjlok lebih dari 3%, sedangkan indeks saham sektor kesehatan menguat 1,6%.

Selang sejam kemudian, koreksi Stoxx 600 surut menjadi 8,32 poin (-2,26%) ke 359,83. Indeks FTSE Inggris kehilangan 148,67 poin (-2,35%) ke 6.180,46, indeks DAX Jerman tertekan 316,68 poin (-2,53%) ke 12.213,48, dan CAC Prancis anjlok 137,26 poin (-2,72%) ke 4.916,16.

Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga acuan dan menyatakan takkan menaikkannya hingga 2022. Bank sentral ini juga memperkirakan ekonomi negara dengan perekonomian terbesar dunia bakal terkontraksi 6,5% pada 2020 sebelum tumbuh 5% pada 2021.

"Kami tak berpikir soal kenaikan suku bunga acuan. Kami bahkan tak memikirkan tentang kenaikan suku bunga acuan," tutur Ketua Fed Jerome Powell. "Yang kami pikirkan adalah menopang perekonomian. Kami menilai masih akan butuh waktu." 

Bursa saham di Asia Pasifik diperdagangkan melemah pada Kamis, menyusul outlook tersebut, terutama di tengah perkembangan virus corona. Pada Rabu, pemerintah California membatalkan festival music Coachella dan Stagecoach.

Beberapa negara yang termasuk paling awal membuka kembali perekonomian mencatatkan kenakan kasus dan penderita Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.

Saham maskapai Jerman Lufthansa anjlok 12% di sesi awal perdagangan setelah mengumumkan potensi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) atas 26.000 karyawannya, sedangkan saham induk usaha British Airways yakni IAG anjlok 9,2%.

Saham pabrikan mobil mewah dan mesin pesawat Rolls-Royce juga anjlok, yakni sebesar 9,5%. Sebaliknya, saham Unilever bertahan di jalur positif, dengan menguat 4% setelah menyatakan akan menggabungkan unit usahanya untuk mempermudah aksi merger dan akuisisi ke depan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lawan Gravitasi akibat Corona Delta, Bursa Eropa Melesat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular