
Terdampak Covid-19, Antam Revisi Seluruh Target 2020

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten pertambangan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) tahun ini terpaksa merevisi seluruh target kinerja yang terdampak Covid-19. Perusahaan memilih untuk mempertahankan kinerja perusahaan di tahun lalu karena kondisi pandemi saat ini.
Direktur Utama Antam Dana Amin mengatakan saat ini perusahaan tengah dalam proses finalisasi Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) untuk mendapatkan pengesahan dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"Pandemi Covid-19 ini tak dapat dipungkiri mengganggu kinerja kita karena komoditas Antam perdagangkan di pasar internasional yang saat ini membatasi aktivitas ekonomi. Namun Antam tetap optimis baik dan melakukan ekspansi pasar," kata Dana dalam konferensi pers virtual, Kamis (11/6/2020).
Revisi ini dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi pasar komoditas dunia, termasuk fluktuasi rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Dia menjelaskan bahwa perusahaan berupaya untuk tidak mengurangi produksi perusahaan di tahun lalu dan mencoba beradaptasi dengan kondisi yang ada saat ini.
Dari segi keuangan, perusahaan tahun ini mengepres biaya yang akan dikeluarkan untuk menjaga kondisi kas tetap terjaga dengan baik. Tahun ini Antam berupaya untuk efisiensi dengan memotong belanja rutin, biaya operasional (operational expenditure) hingga belanja modal (capital expenditure/capex).
Dari alokasi capex Rp 3,3 triliun yang direncanakan sebelumnya, biaya ini diturunkan menjadi hanya Rp 1,5 triliun saja di tahun ini.
Adapun hingga Maret perusahaan baru menyerap senilai Rp 180 miliar. Capex yang lebih besar akan dikeluarkan pada akhir kuartal kedua atau awal kuartal ketiga tahun ini dalam bentuk injeksi modal kepada perusahaan joint venture dengan induk usahanya yakni PT Inalum (Persero) untuk membangun proyek smelter grade alumina refinery (SGAR) di Mempawah.
Hingga kuartal I-2020 perusahaan telah melakukan produksi feronikel sebanyak 6.315 ton nikel dalam feronikel dengan penjualan sebanyak 6.379 ton. Sedangkan produksi nikelnya sendiri mencapai 628.8213 metrik ton.
Untuk produksi emas, hingga akhir Maret 2020 telah diproduksi sebanyak 446 kilogram dengan penjualan mencapai 5.097 kilogram.
Produksi perak mencapai 3.750 kilogram dengan penjualan sebanyak 2.340 kilogram. Serta produksi bauksit sebanyak 330.384 metrik ton dengan penjualan di periode yang sama sebanyak 128.386 metrik ton.
(hps/hps) Next Article Saham ANTM Nyungsep Berhari-hari Hingga ARB, Karena Ini?