
Waktunya Pungut Cuan, IHSG Berpotensi Masuk Zona Merah

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Rabu (10/6/2020) berpotensi masuk zona merah terdorong oleh koreksi bursa saham Wall Street karena pelaku pasar melakukan aksi ambil untung (profit taking) setelah reli dalam beberapa hari terakhir.
Sebelumnya, pada perdagangan Selasa kemarin (9/6/2020) IHSG berakhir di zona merah, yang turun 35,51 poin atau 0,7% pada 5.035,05 karena jual bersih asing di pasar reguler sebesar Rp 232 miliar.
Berdasarkan catatan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai transaksi pada perdagangan Selasa kemarin mencapai Rp 11,65 triliun, investor asing nampaknya kembali jual bersih (net sell) sebesar Rp 232 miliar di pasar reguler. Ada sebanyak 257 saham yang membukukan penurunan, sementara naik sebanyak 201 saham dan stagnan sebanyak 127.
Saham-saham yang mengalami penurunan di antaranya PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE) (-6,92%), PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) (-6,88%), PT Barito Pacific Tbk (BRPT) (-6,84%), Sedangkan PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) (-6,52%) dan PT HK Metals Utama Tbk (HKMU) (-6,52%).
Penurunan IHSG terdorong oleh proyeksi dari Bank Dunia (World Bank) yang meramalkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia akan mengalami stagnasi akibat dampak pandemi virus corona.
Bank Dunia juga memproyeksi bahwa ekonomi dunia masuk resesi di 2020 ini. Kegiatan ekonomi internasional akan menyusut 5,2% tahun ini atau merupakan resesi terdalam sejak Perang Dunia II.
Sementara dari bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street yang menjadi barometer atau acuan bursa saham global pada penutupan perdagangan Selasa kemarin (Rabu pagi waktu Indonesia) ditutup bervariasi.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) merosot 300,14 poin atau 1,1% menjadi 27.270,30, Nasdaq naik 19,01 poin atau 0,3% menjadi 9.953,75 dan S&P 500 turun 25,21 poin atau 0,8% menjadi 3.207,18.
Penurunan Wall Street karena para pelaku melakukan aksi ambil untung (profit taking). Namun tekanan jual agak lemah, karena para pelaku pasar umumnya tetap optimis tentang pemulihan ekonomi yang cepat.
Pada catatan pukul 07:25 WIB, kontrak berjangka (futures) indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,31% pada 27.349, sedangkan S&P 500 naik 0,30% menjadi 3.215 dan Nasdaq Composite 100 naik 0,40% pada 9.990.
Pada perdagangan pagi ini Rabu (10/6/2020) penurunan bursa Wall Street kemungkinan menjadi sentimen negatif IHSG untuk kembali ke teritori negatif atau zona merah.
![]() Analisis Teknikal |
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (Hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di bawah area resistance dan mendekati area pivot, dengan garis BB yang mulai menyempit, artinya pergerakan cenderung untuk konsolidasi atau koreksi.
Untuk melanjutkan penurunan perlu melewati level support yang berada di area 4.995 dan berlanjut hingga area 4.950. Sementara untuk merubah bias menjadi bullish perlu melewati resistance yang berada di area 5.100 hingga area 5.180.
Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) yang menggunakan pergerakan rata-rata untuk menentukan momentum, dengan garis MA yang sudah berpotongan di atas area MACD, maka ada kecenderungan untuk koreksi.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 48,69 setelah menyentuh area 80 yang sekaligus menjadi area jenuh beli, dengan garis RSI yang bergerak ke bawah artinya pergerakan selanjutnya berpeluang masih melemah atau menurun.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang mulai menyempit dan RSI yang overbought serta terkonfirmasi perpotongan garis MACD di atas wilayah positif, maka pergerakan IHSG berpotensi terkoreksi.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500