Erick Thohir Buka-bukaan Soal Dana Talangan BUMN Rp 19,65 T

Monica Wareza, CNBC Indonesia
09 June 2020 20:39
Menteri BUMN Erick Thohir hingga saat ini terus melakukan efisiensi di tubuh Kementerian BUMN. Salah satunya yang sudah berjalan, yaitu penyederhanaan jumlah BUMN.
Foto: Menteri BUMN Erick Thohir (Dokumentasi Kementerian BUMN)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan perusahaan pelat merah akan mendapatkan dana talangan dari negara senilai Rp 19,65 triliun. Dana ini diberikan oleh pemerintah kepada BUMN dengan catatan dana tersebut merupakan pinjaman dengan bunga dan tenor yang ditentukan.


Menteri BUMN Erick Thohir menyebutkan pemberian dana talangan ini karena perusahaan-perusahaan tersebut terdampak Covid-19. Sehingga dibutuhkan bantuan pemerintah agar perusahaan ini dapat beroperasional normal.

"Dana talangan ini seperti pinjaman umumnya yang harus dikembalikan, bukan sesuatu plus bunga juga kalau bisa 1%. Memang ini yang harus dihadapi," kata Erick dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (9/6/2020).

Dana talangan ini diberikan kepada lima BUMN, antara lain PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) akan menerima senilai Rp 8,5 triliun. Bantuan dari pemerintah ini diberikan lantaran perusahan terpuruk akibat pandemi Covid-19, padahal saat ini perusahaan dalam tahap transformasi perusahaan namun mengalami penurunan penumpang hingga 95%.


Selanjutnya PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang akan menerima dana senilai Rp 3,5 triliun. Dana ini diberikan untuk menjamin perusahaan dapat terus melanjutkan proyek LRT Jabodetabek yang merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN).



Lalu ada PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) sebesar Rp 3 triliun yang baru saja melakukan restrukturisasi utang senilai US$ 2,2 miliar dan membuat kondisi perusahaan membaik. Namun, dalam waktu bersamaan terjadi penurunan permintaan baja akibat pandemi Covid-19 hingga 50%. Dana ini akan digunakan untuk mempertahankan pangsa pasar dan operasional perusahaan.

PT Perkebunan Nusantara (Persero)/PTPN juga akan menerima senilai Rp 4 triliun lantaran perusahaan sedang mengalami masalah cash flow. Dana ini dibutuhkan untuk mempertahankan supply chain perusahaan dalam memastikan ketersediaan dan stabilitas harga kebutuhan pokok yang diproduksi, seperti gula.

Terakhir adalah Perum Perumnas yang juga akan menerima bantuan pemerintah sebesar Rp 650 miliar. Perumnas yang bertugas untuk menyediakan perumahan ini tengah mengalami masalah likuiditas sehingga perusahaan kesulitan membayarkan utang jangka pendek dan operasional perusahaan.

[Gambas:Video CNBC]




(miq/miq) Next Article Covid-19 Usai, Laba Emiten Sarung Tangan (MARK) Anjlok 35%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular