Ditekan Net Sell Rp 325 M, IHSG Sesi I Masih Anteng di 5.081

Tri Putra, CNBC Indonesia
09 June 2020 12:05
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Kamis 26/3/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Kamis 26/3/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini, Selasa (9/6/20) ditutup di zona hijau menguat 0,22% ke level 5.081,88 gagal pit stop di atas level psikologis 5.100. Padahal di awal perdagangan sempat menembus level tertinggi hari ini 5.139.

Namun di tengah kenaikan IHSG, investor asing kembali mencatatkan aksi jual bersih sebanyak Rp 
325 miliar di pasar reguler siang ini. Data BEI mencatat, nilai transaksi siang ini tercatat cukup besar, mencapai Rp 6,97 triliun. Tercatat 208 saham menguat, 181 saham turun, dan 164 saham stagnan. 

Saham-saham yang mendorong penguatan indeks di antaranya PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) +9,63%, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) +4,3%, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) + 2,90%.

Data ekonomi domestik yang masih dilihat bagus investor adalah cadangan devisa bulan Mei 2020 sebesar US$ 130,5 miliar. Posisi tersebut, naik US$ 2,6 miliar dibandingkan cadangan devisa di April 2020 yang sebesar US$ 127,9 miliar.


Nilai cadangan devisa ini dapat menjaga konsistensi penguatan positif yang terjadi di pasar. Semakin pasar mengalami kenaikan, maka semakin dibutuhkan penopang untuk menjaga pasar tetap berada di area positif pasalnya saat ini pasar dinilai masih rapuh.

Penguatan IHSG sejalan dengan bursa Asia yang mayoritas menguat. Hang Seng Index di Hong Kong naik sebesar 1,
31%, tapi indeks Nikkei di Jepang terdepresiasi sebesar 0,65%, sedangkan indeks STI Singapore terbang sebesar 1,13%.

Dari bursa saham acuan dunia, Amerika Serikat alias Wall Street pada perdagangan Senin kemarin (8/6/20) Nasdaq berhasil membukukan rekor tertingginya, dan mengkonfirmasi bull market sementara itu S&P 500 berhasil ditutup di level yang lebih tinggi saat dibuka pada awal tahun setelah meningkatnya ekspektasi adanya pemulihan yang cepat dari virus corona.

Indeks Dow Jones menguat 1,70%, S&P 500 juga naik 1,20%, sementara Nasdaq menanjak sebesar 1,13%. 

Naiknya harga perusahaan yang bergerak di sektor teknologi mengkonfirmasi pasar yang bull di Nasdaq, hanya selang 16 minggu setelah diserang corona dan membawa ekonomi AS ke jurang resesi.

Nasdaq sudah naik 44,7% dari posisi terendahnya pada 23 Maret silam, pasar bisa berubah menjadi bull adalah ketika sebuah indeks berhasil melewati level tertinggi yang pernah dicapai sebelumnya.


S&P 500 juga sebentar lagi akan balik menjadi bull hanya terpangkas 4,5% dari level tertingginya, untuk Dow Jones perlu naij 6,7% lagi.

Sentimen penggerak pasar hari ini masih di laporan tenaga kerja AS yang dirilis Jumat lalu, yang menunjukkan bahwa masa-masa paling buruk setelah dihajar virus Covid-19 sudah berakhir.

"Ini adalah dampak dari optimisme seputar dibukanya kembali perekonomian dunia, dan konfirmasi akan pemulihan ekonomi AS yang akan membentuk huruf V di paruh kedua tahun ini," ujar Sam Stovall, ahli investasi CFRA Research.

Meskipun sentimen positif banyak muncul dari Negeri Paman Sam, dari benua Eropa muncul sentimen negatif. Bursa saham di Benua Biru kemarin (8/6/20) ditutup melemah. Indeks DAX di Jerman turun 0,9% setelah reli 10% dalam sepekan, Indeks FTSE London juga jatuh 0,4%, sementara itu Indeks CAC 40 di Perancis anjlok 0,8%.

Penurunan ini terjadi setelah rilis data produksi industri Jerman yang anjlok hampir 18% di bulan April, yang menunjukkan akan adanya resesi di negara terbesar di Uni-Eropa tersebut walaupun karantina wilayah di Negara Bavaria sudah dilonggarkan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]

 




(trp/trp) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular