
Maskapai Harap Biaya Tes Corona Tak Lebih Mahal dari Tiket

Jakarta, CNBC Indonesia - Maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menyebutkan untuk naik pesawat, hanya menggunakan hasil Rapid Test dinilai sudah cukup, terlebih juga dilakukan pengecekan kesehatan sebelum terbang. Pasalnya, jika dipaksa harus melakukan tes PCR, akan sangat memberatkan calon penumpang.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan tak semua daerah menyediakan fasilitas untuk melakukan tes. Belum lagi tes ini membutuhkan biaya besar tak jarang biayanya lebih mahal ketimbang tiket pesawat itu sendiri.
"Biaya juga [jadi pertimbangan]. Banyak yang berharap harus pakai tes PCR, tapi kan harganya. berapa, jangan sampai untuk memastikan dalam kondisi sehat lebih mahal dari terbangnya. Dan yang pasti Garuda akan terbang dengan distancing di tengah kita kosongkan dan tutup," kata Irfan dalam konferensi pers virtual, Jumat (5/6/2020).
Selain itu, perusahaan juga merencanakan untuk bisa memberikan pelayanan Rapid Test kepada calon penumpang Garuda Indonesia yang belum sempat melakukan tes sebelum datang ke bandara.
Dia menjelaskan, untuk menyambut kenormalan baru (new normal) ini perusahaan telah mempersiapkan protokol kesehatan dalam operasionalnya. Yakni wajib melakukan jaga jarak selama penerbangan dengan mengosongkan bagian tengah tempat duduk dan mengurangi kontak fisik, termasuk dengan flight attendant.
"Tapi ada problem di kita kalau berlangsung lama, ada implikasi financial, karena ada yang tempat duduk yang ga bisa dijual, pilihannya kita naikin harga boleh ga. Tentu yang harganya bisa diterima dan masuk akal," imbuh dia.
(dob/dob) Next Article Sempat di Kondisi Terendah, Ini Cara Garuda Tetap Bertahan