Keperkasaan Rupiah Bikin Harga Emas Antam Rontok

Haryanto, CNBC Indonesia
05 June 2020 12:37
Dollar AS - Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Dollar AS - Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan tanah air dalam sebulan terakhir yaitu periode 5 Mei hingga 5 Juni 2020 mulai berbalik arah, setelah sempat mengalami tekanan hebat sejak awal Maret hingga akhir April. Kekhawatiran dampak dari pandemi covid-19 mulai reda setelah pemerintah mewacanakan pembukaan kembali aktivitas ekonomi dengan skenario tatanan normal baru (new normal).

Hampir semua negara mulai melakukan hal yang sama, dengan mulai melonggarkan kebijakan karantina wilayah (lockdown). Tentunya menjadi kabar gembira setelah hampir 2 bulan perekonomian di Indonesia terganggu.

Merespons wacana tersebut mata uang rupiah langsung menunjukkan kinerja impresif selama sebulan terkahir. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat 6,97% atau sebesar Rp 980/US$ ke level Rp 14.050/US$ pada pembukaan perdagangan Jumat ini (5/6/2020) dari level Rp 15.030/US$ yang tercatat pada (5/5/2020).





Bahkan rupiah mampu menembus ke bawah level psikologis di bawah Rp 14.000/US$, pada pukul 10:05 WIB US$ 1 dihargai Rp 13.910.

Penguatan rupiah juga terdorong oleh laporan dari Bank Indonesia (BI) yang menunjukkan bahwa ada kenaikan cadangan devisa di bulan April. Kenaikan tersebut terutama dipengaruhi oleh penerbitan global bond pemerintah. Cadangan devisa Indonesia pada April 2020 tercatat sebesar US$ 127,9 miliar, atau naik US$ 6,9 miliar dari bulan sebelumnya.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam paparan Perkembangan Ekonomi Terkini mengatakan bahwa nilai tukar rupiah saat ini masih undervalue, dan ke depannya akan kembali menguat ke nilai fundamentalnya, kembali ke level sebelum pandemi penyakit virus corona (Covid-19) terjadi di kisaran Rp 13.600-13.800/US$.

"Ke depan nilai tukar rupiah akan menguat ke fundamentalnya. Fundamental diukur dari inflasi yang rendah, current account deficit (CAD) yang lebih rendah, itu akan menopang penguatan rupiah. Aliran modal asing yang masuk ke SBN (Surat Berharga Negara) juga memperkuat nilai tukar rupiah" kata Perry, Kamis (28/5/2020).

Sentimen positif lainnya juga datang dari perkembangan vaksin penangkal virus corona China. Negeri Tirai Bambu akhirnya mempublikasi penelitian soal vaksin corona  yang dikembangkannya. Vaksin buatan Beijing Institute Biotechnologies dan CanSino Biological, berhasil memicu terbentuknya antibodi pada puluhan pasien dalam uji klinis tahap awal.

Penguatan rupiah ini, pada akhirnya memakan korban, yaitu penurunan harga emas Antam pada periode yang sama. Harga emas logam mulia acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) selama sebulan terkahir turun 4,08% atau sebesar Rp 33.880 menjadi Rp 830.120/gram pada perdagangan Jumat ini (5/6/2020) dari Rp 864.000/gram bulan lalu (5/5/2020).

 

 

Lalu apa perkara yang menyebabkan penguatan rupiah membuat harga emas Antam drop?

Begini penjelasannya, pembentukan harga emas Antam biasanya mengacu pada harga emas dunia. Sementara harga emas dunia untuk satuan beratnya menggunakan mata uang dolar AS.

Pada perdagangan hari ini pukul 10:50 WIB harga emas dunia di pasar spot berada di level US$ 1.708,39/troy ons, mengacu data Refinitiv.

Oleh karena itu, mengacu aturan di pasar, satu troy ons setara dengan 31,1 gram, sehingga besaran US$ 1.708,39/troy ons dikonversi dengan membagi angka tersebut dengan 31,1 gram, hasilnya US$ 54,93 per gram.

Dengan asumsi kurs rupiah Rp 14.000/US$, maka harga emas dunia itu yakni setara dengan Rp 769.020/gram. Sementara harga emas Antam hari ini untuk kepingan 100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum berada di level Rp 830.120/gram. Artinya dengan penguatan rupiah maka berimbas pula pada harga emas Antam.

[Gambas:Video CNBC]







 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(har/hps) Next Article Friday the 13th, dari Rupiah hingga Emas Ambles!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular