
Dari PLN hingga Krakatau, 12 BUMN Siap Disuntik Sri Mulyani
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
05 June 2020 10:22

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan jumlah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang akan mendapatkan tambahan suntikan dana mencapai 12 perusahaan. Posisisi BUMN yang strategis bagi pertumbuhan ekonomi dinilai menjadi alasan suntikan pendanaan ini.
Menkeu menjelaskan dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN), posisi perusahaan BUMN memiliki pengaruh yang besar bagi kehidupan masyarakat Indonesia.
"Ada 12 BUMN yang mendapatkan dukungan. PLN akan mendapatkan tambahan subsidi diskon listrik yang diperpanjang, penyertaan modal negara [PMN], dan pembayaran kompensasi dari piutang pemerintah yang akan dibayarkan sebesar Rp 45,4 triliun," jelas Sri Mulyani dalam video conference, Rabu pekan ini (3/6/2020).
Selain PT PLN, BUMN lain atas usulan Menteri BUMN Erick Thohir yakni PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) dan PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) juga akan diberikan dana talangan.
"Akan melanjutkan lagi skema yang paling baik untuk mendukung kedua BUMN tersebut," kata Sri Mulyani.
Berikut 12 perusahaan BUMN tersebut:
1. PT PLN Rp 45,4 triliun
2. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA)
3. PT Krakatau Steel Tbk (KRAS)
4. PT Hutama Karya Rp 11 triliun
5. PT Kereta Api Indonesia Rp 3,5 triliun
6. PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia Rp 6 triliun
7. PTPN Rp 4 triliun
8. PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Rp 2,5 triliun
9. Perum Perumnas Rp 650 miliar
10. PT Pertamina (diberikan dalam bentuk pembayaran biaya kompensasi)
11. PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) Rp 500 miliar
12. Perum Bulog Rp 10,5 triliun
Secara rinci, Menkeu mengatakan PMN untuk Hutama Karya dinaikkan dari Rp 3,5 triliun, ditambah Rp 7,5 triliun, sehingga menjadi Rp 11 triliun. PT KAI juga akan ditambahkan dana talangan sebesar Rp 3,5 triliun.
Adapun Bahana BPUI yang menangani Perum Jamkrindo dan PT Askrindo juga akan mendapat PMN sebesar Rp 6 triliun dalam rangka program penjaminan kredit modal kerja darurat tadi, serta PMN nontunai sebesar Rp 268 miliar.
Sementara untuk PTPN juga mendapat dana talangan pinjaman modal kerja. Sebelumnya disebutkan besaran untuk PTPN yakni sekitar Rp 4 triliun.
Di sisi lain, untuk PT PNM, yang melakukan program Ultra Mikro Mekaar akan ditambah PMN-nya dari Rp 1 triliun menjadi Rp 2,5 triliun. "Ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dalam memberikan dukungan kepada usaha ultra mikro di bawah Rp 10 juta," kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.
"Perumnas akan mendapat Rp 650 miliar. Pertamina kita membayarkan kompensasi."
Dua BUMN lain seperti PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Rp 500 miliar, sementara Perum Bulog karena mendukung operasi bantuan sosial, akan mendapatkan penyaluran Rp 10,5 triliun.
"Jadi program pemulihan yang dilakukan melalui BUMN mencakup 12 BUMN. Dari sisi subsidi, dari sisi penyaluran bansos, dari sisi PMN serta dana talangan. Totalnya Rp 52,57 triliun," jelas Sri Mulyani.
Produsen baja PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) saat ini masing menunggu dana talangan dari pemerintah untuk membantu modal kerja perusahaan yang tergerus akibat pandemi Covid-19. Perusahaan dan pemerintah masih membicarakan mekanisme pemberian dana talangan ini.
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan modal kerja perusahaan tergerus akibat turunnya permintaan baja di pasar sejak pandemi Covid-19 berlangsung. Padahal modal kerja ini sangat dibutuhkan untuk membiayai operasional pabrik kendari permintaan mengalami penurunan.
"Mekanisme pemberian dana talangan masih dibicarakan di tingkat Pemerintah, kami berharap mendapatkan mekanisme yang terbaik untuk dapat segera mendukung pemulihan ekonomi nasional," kata Silmy dalam siaran persnya, Selasa (2/6/2020).
Dia menjelaskan, jika kondisi ini terus berlarut-larut dan kita tidak melakukan langkah-langkah antisipasi, besar kemungkinan industri hilir dan industri pengguna baja akan menutup pabriknya secara permanen.
Padahal industri baja sebagai mother of industry ini memiliki multiplier effect yang sangat besar khususnya dalam hal penyediaan lapangan pekerjaan, pengurangan ketergantungan terhadap impor, dan peningkatan daya saing industri nasional.
Jika industri ini loyo, maka industri hilir lainnya juga akan terdampak, seperti industri konstruksi, baja lapis (BjLS), baja lapis aluminium seng (BjLAS) dan baja lapis timah, sedangkan industri pengguna baja seperti minyak dan gas, otomotif, elektronik, pertanian, fabrikator, industri makanan minuman dan perkakas.
(tas/tas) Next Article 7 BUMN Tekor Ini Disentil Sri Mulyani, 2 Mulai Cetak Laba Nih
Menkeu menjelaskan dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN), posisi perusahaan BUMN memiliki pengaruh yang besar bagi kehidupan masyarakat Indonesia.
"Ada 12 BUMN yang mendapatkan dukungan. PLN akan mendapatkan tambahan subsidi diskon listrik yang diperpanjang, penyertaan modal negara [PMN], dan pembayaran kompensasi dari piutang pemerintah yang akan dibayarkan sebesar Rp 45,4 triliun," jelas Sri Mulyani dalam video conference, Rabu pekan ini (3/6/2020).
"Akan melanjutkan lagi skema yang paling baik untuk mendukung kedua BUMN tersebut," kata Sri Mulyani.
Berikut 12 perusahaan BUMN tersebut:
1. PT PLN Rp 45,4 triliun
2. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA)
3. PT Krakatau Steel Tbk (KRAS)
4. PT Hutama Karya Rp 11 triliun
5. PT Kereta Api Indonesia Rp 3,5 triliun
6. PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia Rp 6 triliun
7. PTPN Rp 4 triliun
8. PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Rp 2,5 triliun
9. Perum Perumnas Rp 650 miliar
10. PT Pertamina (diberikan dalam bentuk pembayaran biaya kompensasi)
11. PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) Rp 500 miliar
12. Perum Bulog Rp 10,5 triliun
Secara rinci, Menkeu mengatakan PMN untuk Hutama Karya dinaikkan dari Rp 3,5 triliun, ditambah Rp 7,5 triliun, sehingga menjadi Rp 11 triliun. PT KAI juga akan ditambahkan dana talangan sebesar Rp 3,5 triliun.
Adapun Bahana BPUI yang menangani Perum Jamkrindo dan PT Askrindo juga akan mendapat PMN sebesar Rp 6 triliun dalam rangka program penjaminan kredit modal kerja darurat tadi, serta PMN nontunai sebesar Rp 268 miliar.
Sementara untuk PTPN juga mendapat dana talangan pinjaman modal kerja. Sebelumnya disebutkan besaran untuk PTPN yakni sekitar Rp 4 triliun.
Di sisi lain, untuk PT PNM, yang melakukan program Ultra Mikro Mekaar akan ditambah PMN-nya dari Rp 1 triliun menjadi Rp 2,5 triliun. "Ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dalam memberikan dukungan kepada usaha ultra mikro di bawah Rp 10 juta," kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.
"Perumnas akan mendapat Rp 650 miliar. Pertamina kita membayarkan kompensasi."
Dua BUMN lain seperti PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Rp 500 miliar, sementara Perum Bulog karena mendukung operasi bantuan sosial, akan mendapatkan penyaluran Rp 10,5 triliun.
"Jadi program pemulihan yang dilakukan melalui BUMN mencakup 12 BUMN. Dari sisi subsidi, dari sisi penyaluran bansos, dari sisi PMN serta dana talangan. Totalnya Rp 52,57 triliun," jelas Sri Mulyani.
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan modal kerja perusahaan tergerus akibat turunnya permintaan baja di pasar sejak pandemi Covid-19 berlangsung. Padahal modal kerja ini sangat dibutuhkan untuk membiayai operasional pabrik kendari permintaan mengalami penurunan.
"Mekanisme pemberian dana talangan masih dibicarakan di tingkat Pemerintah, kami berharap mendapatkan mekanisme yang terbaik untuk dapat segera mendukung pemulihan ekonomi nasional," kata Silmy dalam siaran persnya, Selasa (2/6/2020).
Dia menjelaskan, jika kondisi ini terus berlarut-larut dan kita tidak melakukan langkah-langkah antisipasi, besar kemungkinan industri hilir dan industri pengguna baja akan menutup pabriknya secara permanen.
Padahal industri baja sebagai mother of industry ini memiliki multiplier effect yang sangat besar khususnya dalam hal penyediaan lapangan pekerjaan, pengurangan ketergantungan terhadap impor, dan peningkatan daya saing industri nasional.
Jika industri ini loyo, maka industri hilir lainnya juga akan terdampak, seperti industri konstruksi, baja lapis (BjLS), baja lapis aluminium seng (BjLAS) dan baja lapis timah, sedangkan industri pengguna baja seperti minyak dan gas, otomotif, elektronik, pertanian, fabrikator, industri makanan minuman dan perkakas.
(tas/tas) Next Article 7 BUMN Tekor Ini Disentil Sri Mulyani, 2 Mulai Cetak Laba Nih
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular