 
					
					
						Naik ke Atas Rp 10.000, Rupiah Sulit Taklukan Dolar Australia
                    Putu Agus Pransuamitra, 
                CNBC Indonesia
    
    03 June 2020 11:21
    
    
        
    
 
                
                    
                    
                    
                    
                                        
                    
                                        
                    
                    Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah sedang perkasa pada perdagangan Rabu (3/6/2020), dolar Amerika Serikat (AS) dan dolar Singapura dilibas lebih dari 1%. Tetapi beda cerita ketika berhadapan dengan dolar Australia, rupiah pagi ini sempat melemah hingga ke atas Rp 10.000/AU$.
Seiring berjalannya waktu, rupiah berhasil membalikkan keadaan dan menguat 0,61% ke Rp 9.851,96/AU$ di pasar spot melansir data Refinitiv. Rupiah yang berhasil menguat juga tidak lepas dari aksi ambil untung yang menerpa dolar Australia setelah pagi tadi melesat 1,29% ke Rp 10.041,55/AU$.
Kemarin, saat rupiah juga mencatat pelemahan tipis melawan dolar Australia, padahal di saat yang sama mampu menguat tajam melawan dolar AS dan Singapura.
  
  
  
  
Salah satu penyebab sulitnya rupiah menaklukan dolar Australia adalah kinerja buruk Mata Uang Kanguru ini di bulan Maret lalu. Seperti diketahui, pada bulan Maret lalu rupiah mengalami aksi jual masif, melemah tajam melawan dolar AS, Singapura, dan mata uang lainnya. Dolar Singapura bahkan menyentuh level tertinggi sepanjang sejarah Rp 11.574,53/SG$
Tetapi, dolar Australia justru ambles melawan rupiah, menyentuh level terelemah sejak September 2011 Rp 8.479,24 pada pertengahan Maret lalu.
Amblesnya dolar Australia kala itu terjadi akibat pandemi penyakit virus corona (Covid-19) yang memukul perekonomian luar dalam. Dari luar, China yang merupakan mitra dagang utama Australia menerapkan kebijakan karantina wilayah (lockdown) akibatnya permintaan impor produk Negeri Kanguru merosot tajam.
Australia juga menerapkan kebijakan yang sama, perekonomian dalam negeri pun tidak bisa diandalkan. Akibatnya, bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) memangkas suku bunga hingga ke rekor terendah 0,25%, dan untuk pertama kalinya menerapkan kebijakan pembelian aset (quantitative easing/QE).
Kini perekonomian Australia perlahan mulai bangkit, lockdown sudah mulai dibuka sejak secara perlahan dalam 2 pekan terakhir, dan dolar Australia pun "balas dendam".
Selain itu, data pertumbuhan ekonomi (produk domestic bruto/PDB) Australia kuartal I-2020 yang dirilis pagi tadi menunjukkan kontraksi atau minus 0,3% quarter-on-quarter (QoQ). Rilis tersebut masih lebih bagus dari prediksi kontraksi 0,4% di Forex Factory. Sementara jika dilihat secara tahunan atau year-on-year, PDB Australia tumbuh 1,4%.
Rilis tersebut menunjukkan perekonomian Australia tidak separah yang diperkirakan, dan bisa segera bangkit di kuartal III-2020 setelah roda perekonomian kembali diputar dalam dua pekan terakhir. Akibatnya dolar AS menjadi sulit ditaklukan oleh rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article PDB RI Melesat 5,4%, Rupiah Ngamuk Libas Tiga Dolar Sekaligus
                
            Seiring berjalannya waktu, rupiah berhasil membalikkan keadaan dan menguat 0,61% ke Rp 9.851,96/AU$ di pasar spot melansir data Refinitiv. Rupiah yang berhasil menguat juga tidak lepas dari aksi ambil untung yang menerpa dolar Australia setelah pagi tadi melesat 1,29% ke Rp 10.041,55/AU$.
Kemarin, saat rupiah juga mencatat pelemahan tipis melawan dolar Australia, padahal di saat yang sama mampu menguat tajam melawan dolar AS dan Singapura.
Salah satu penyebab sulitnya rupiah menaklukan dolar Australia adalah kinerja buruk Mata Uang Kanguru ini di bulan Maret lalu. Seperti diketahui, pada bulan Maret lalu rupiah mengalami aksi jual masif, melemah tajam melawan dolar AS, Singapura, dan mata uang lainnya. Dolar Singapura bahkan menyentuh level tertinggi sepanjang sejarah Rp 11.574,53/SG$
Tetapi, dolar Australia justru ambles melawan rupiah, menyentuh level terelemah sejak September 2011 Rp 8.479,24 pada pertengahan Maret lalu.
Amblesnya dolar Australia kala itu terjadi akibat pandemi penyakit virus corona (Covid-19) yang memukul perekonomian luar dalam. Dari luar, China yang merupakan mitra dagang utama Australia menerapkan kebijakan karantina wilayah (lockdown) akibatnya permintaan impor produk Negeri Kanguru merosot tajam.
Australia juga menerapkan kebijakan yang sama, perekonomian dalam negeri pun tidak bisa diandalkan. Akibatnya, bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) memangkas suku bunga hingga ke rekor terendah 0,25%, dan untuk pertama kalinya menerapkan kebijakan pembelian aset (quantitative easing/QE).
Kini perekonomian Australia perlahan mulai bangkit, lockdown sudah mulai dibuka sejak secara perlahan dalam 2 pekan terakhir, dan dolar Australia pun "balas dendam".
Selain itu, data pertumbuhan ekonomi (produk domestic bruto/PDB) Australia kuartal I-2020 yang dirilis pagi tadi menunjukkan kontraksi atau minus 0,3% quarter-on-quarter (QoQ). Rilis tersebut masih lebih bagus dari prediksi kontraksi 0,4% di Forex Factory. Sementara jika dilihat secara tahunan atau year-on-year, PDB Australia tumbuh 1,4%.
Rilis tersebut menunjukkan perekonomian Australia tidak separah yang diperkirakan, dan bisa segera bangkit di kuartal III-2020 setelah roda perekonomian kembali diputar dalam dua pekan terakhir. Akibatnya dolar AS menjadi sulit ditaklukan oleh rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article PDB RI Melesat 5,4%, Rupiah Ngamuk Libas Tiga Dolar Sekaligus
        Tags  
    
    
		Related Articles	
    
        Recommendation
         
    
     
    
    Most Popular
 
					 
					