
Kebangkitan Ekonomi Dunia di Depan Mata, Rupiah Terbaik Asia!
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
02 June 2020 10:12

Ya, sejumlah negara memang sudah dan akan membuka kembali keran aktivitas masyarakat seiring penyebaran virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang melambat. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, jumlah pasien positif corona di seluruh dunia per 1 Juni adalah 6.057.853 orang. Bertambah 122.917 dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Meski masih terjadi penularan, tetapi lajunya relatif terkendali. Sejak 27 April, persentase kenaikan kasus corona sudah di bawah 3% per hari.
Oleh karena itu, sejumlah negara mulai mengendurkan pembatasan sosial (social distancing). Warga mulai diperbolehkan beraktivitas di luar rumah meski harus tetap mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker, rajin mencuci tangan, menjaga jarak, dan sebagainya. Inilah yang disebut dengan kenormalan baru alias the new normal.
Meski aktivitas masih terbatas, tetapi tentu lebih baik bagi perekonomian ketimbang #dirumahaja. Ada ada bahwa ekonomi yang dihajar habis-habisan oleh virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut bisa bangkit pada tahun ini.
"Investor di pasar keuangan masih meyakini bahwa pemulihan ekonomi global tetap on track," ujar Edward Moya, Analis Senior di OANDA, sebagaimana diberitakan Reuters.
Harapan ini membuat investor ogah bermain aman. Dolar AS yang berstatus safe haven pun ramai-ramai dijual sehingga nilai tukarnya melemah.
Dalam sepekan terakhir, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) terkoreksi sampai 1,02%. Selama sebulan ke belakang, indeks ini sudah melemah 1,19%.
Pelemahan dolar AS secara global berarti penguatan bagi mata uang lainnya. Hampir seluruh mata uang utama Asia menguat di hadapan dolar AS. Namun dengan penguatan nyaris 1%, rupiah sah menjadi yang terbaik di Benua Kuning.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 10:05 WIB:
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Meski masih terjadi penularan, tetapi lajunya relatif terkendali. Sejak 27 April, persentase kenaikan kasus corona sudah di bawah 3% per hari.
Meski aktivitas masih terbatas, tetapi tentu lebih baik bagi perekonomian ketimbang #dirumahaja. Ada ada bahwa ekonomi yang dihajar habis-habisan oleh virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut bisa bangkit pada tahun ini.
"Investor di pasar keuangan masih meyakini bahwa pemulihan ekonomi global tetap on track," ujar Edward Moya, Analis Senior di OANDA, sebagaimana diberitakan Reuters.
Harapan ini membuat investor ogah bermain aman. Dolar AS yang berstatus safe haven pun ramai-ramai dijual sehingga nilai tukarnya melemah.
Dalam sepekan terakhir, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) terkoreksi sampai 1,02%. Selama sebulan ke belakang, indeks ini sudah melemah 1,19%.
Pelemahan dolar AS secara global berarti penguatan bagi mata uang lainnya. Hampir seluruh mata uang utama Asia menguat di hadapan dolar AS. Namun dengan penguatan nyaris 1%, rupiah sah menjadi yang terbaik di Benua Kuning.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 10:05 WIB:
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular