AS 'Membara' Gegara George Floyd, Tapi Bursa Asia Tetap Hijau

Tri Putra, CNBC Indonesia
01 June 2020 17:30
foto : Reuters
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham di kawasan Asia pada perdagangan pertama awal bulan Juni ini (1/6/2020) terbang ke level tertingginya selama tiga bulan terakhir. Kenaikan ini setelah para pelaku pasar lega terhadap respons Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap Undang-Undang Keamanan baru yang akan diterapkan China di Hong Kong.

Sang taipan properti ini hanya meminta 'cerai' dengan Hong Kong, dan perjanjian dagang AS-China fase 1 tetap berjalan seperti biasa. Sebelumnya para pelaku pasar takut Trump akan ngamuk dan akan memutus total perdagangan AS-China.

Di China Daratan, Indeks Shanghai Stock Exchange berhasil naik 2,21% setelah pelaku pasar merespons data Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur versi Caixin pada Mei 2020 di angka 50,7. Naik dibanding bulan sebelumnya yang sebesar 49,4.

PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Di atas 50, berarti industriawan sedang melakukan ekspansi.

Kemudian di Jepang indeks Nikkei berhasil terbang 0,84%, setelah rilis data yang menunjukkan perusahaan-perusahaan mulai meningkatkan belanja modal. Pada kuartal I-2020, belanja modal korporasi di Jepang tumbuh 4,3% year-on-year (YoY) setelah pada kuartal sebelumnya terkontraksi -3,5%.
Akan tetapi data Indeks PMI Jepang yang dirilis Nomura turun tipis dari 41,9 di bulan April menjadi 38,4 di bulan Mei.

Lalu di Korea Selatan indeks Kospi berhasil ditutup naik 1,75%, setelah rilis data penjualan ritel periode April 2020 yang mengalami kontraksi -2,2% YoY. Meski masih negatif, tetapi jauh membaik ketimbang bulan sebelumnya yang mencapai -8% YoY.

 

Di negara lain di Asia seperti tetangga Indonesia, Singapura, indeks STI naik 1,60% dan Hang Seng Hong Kong terbang sebesar 3,36%. Sementara itu dari dalam negeri Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak ikut 'berlaga' karena merayakan Hari Kelahiran Pancasila.

Kenaikan di bursa kawasan Benua Kuning ini sendiri terlepas dari sedang terjadinya demonstrasi yang berujung kerusuhan dan penjarahan di beberapa negara bagian di Amerika Serikat *AS) setelah seorang warga kulit hitam bernama George Floyd meregang nyawa saat akan ditahan oleh seorang polisi berkulit putih di negara bagian Minnesota.

Aksi yang terekam kamera tersebut menunjukkan penggunaan kekerasan yang berlebihan saat penahanan yakni ketika sang polisi berlutut di leher pria malang tersebut selama lebih dari 8 menit.

Hingga saat ini demonstrasi dan kerusuhan sudah terjadi selama 6 hari di AS. Akibat kerusuhan tersebut, Pentagon mengirimkan 5.000 pasukan Garda Nasional, tentara cadangan AS. Tentara diaktifkan di 15 negara bagian dan Washington DC untuk mengamankan situasi bersama polisi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp) Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular