
Jika Rupiah 'Berlaga' Hari Ini, Rasanya Bisa Menguat 1% Lebih
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
01 June 2020 10:25

Jakarta, CNBC Indonesia - Hari ini, rupiah tidak diperdagangkan karena pasar keuangan Indonesia tutup memperingati Hari Kelahiran Pancasila. Andai rupiah 'berlaga', bagaimana nasibnya?
Sepanjang pekan lalu, rupiah menguat 0,72% terhadap dolar AS di perdagangan pasar spot. Rupiah jadi salah satu mata uang dengan performa terbaik di Asia.
Jika rupiah hari ini diperdagangkan, maka kemungkinan besar tren penguatan akan berlanjut. Bahkan bukan tidak mungkin rupiah menguat lumayan tajam hari ini, bisa lebih dari 1%.
Bukan tanpa alasan, rupiah yang diperdagangkan di pasar Non-Deliverable Forwards (NDF) luar negeri sudah menguat di kisaran 1%. Biasanya pergerakan kurs NDF akan mempengaruhi psikologis di pasar spot.
Berikut perkembangan kus dolar AS terhadap rupiah di pasa NDF jelang penutupan pasar spot akhir pekan lalu dibandingkan hari ini:
Tidak hanya di pasar NDF, hawa penguatan rupiah juga tercium tatkala melihat mata uang utama Asia lainnya. Hampir seluruh mata uang utama Benua Kuning menguat di hadapan dolar AS, hanya dolar Hong Kong yang masih nyagkut di jalur merah.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 09:57 WIB:
Dolar AS memang sedang tidak berdaya, tidak hanya di Asia tetapi juga di level dunia. Pada pukul 09:59 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,38%.
Akhir-akhir ini dolar AS memang kurang diminati investor. Ini terlihat dari koreksi Dollar Index yang mencapai 1,12% dalam sebulan terakhir. Dalam seminggu belakangan, indeks ini melemah nyaris 2%.
Saat sentimen di pasar keuangan beranjak dari negatif menjadi positif, hasrat investor untuk bermain aman menipis. Aset aman seperti dolar AS jadi kekurangan peminat.
Investor sedang bergairah karena dunia akan menyongsong sebuah era bernama kenormalan baru (the new normal). Aktivitas masyarakat yang 'terkunci' selama berbulan-bulan akan kembali dibuka seiring melambatnya penularan virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).
Indonesia menjadi salah satu negara yang akan menyambut era new normal. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mengumumkan ada 102 kabupaten/kota yang sudah masuk kategori zona hijau dan siap menjalankan new normal. Sementara Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat akan mengakhiri masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masing-masing pada 4 Juni dan 12 Juni.
Dalam skema new normal, aktivitas masyarakat memang masih dibatasi oleh protokol kesehatan. Seperti wajib memakai masker, rajin cuci tangan dan menjaga kebersihan, disiplin menjaga jarak, dan sebagainya.
Namun meski terbatas, tetapi new normal akan jauh lebih baik bagi perekonomian dibandingkan masyarakat yang terus #dirumahaja. Roda ekonomi akan bergulir kembali setelah cukup lama mati suri.
Ini memunculkan harapan bahwa ekonomi akan bisa bangkit pada semester II-2020. Jika vaksin atau obat penawar virus corona sudah ditemukan, maka laju ekonomi akan lebih kencang lagi karena masyarakat tidak perlu khawatir lagi dengan virus mematikan yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut.
Ekonomi yang bersemi kembali setelah musim dingin membuat pelaku pasar diterpa optimisme tinggi. Hasilnya, arus modal mengalir deras ke pasar keuangan negara-negara berkembang Asia dan rupiah pun menikmati berkahnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Sepanjang pekan lalu, rupiah menguat 0,72% terhadap dolar AS di perdagangan pasar spot. Rupiah jadi salah satu mata uang dengan performa terbaik di Asia.
Jika rupiah hari ini diperdagangkan, maka kemungkinan besar tren penguatan akan berlanjut. Bahkan bukan tidak mungkin rupiah menguat lumayan tajam hari ini, bisa lebih dari 1%.
Berikut perkembangan kus dolar AS terhadap rupiah di pasa NDF jelang penutupan pasar spot akhir pekan lalu dibandingkan hari ini:
Tidak hanya di pasar NDF, hawa penguatan rupiah juga tercium tatkala melihat mata uang utama Asia lainnya. Hampir seluruh mata uang utama Benua Kuning menguat di hadapan dolar AS, hanya dolar Hong Kong yang masih nyagkut di jalur merah.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 09:57 WIB:
Dolar AS memang sedang tidak berdaya, tidak hanya di Asia tetapi juga di level dunia. Pada pukul 09:59 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,38%.
Akhir-akhir ini dolar AS memang kurang diminati investor. Ini terlihat dari koreksi Dollar Index yang mencapai 1,12% dalam sebulan terakhir. Dalam seminggu belakangan, indeks ini melemah nyaris 2%.
Saat sentimen di pasar keuangan beranjak dari negatif menjadi positif, hasrat investor untuk bermain aman menipis. Aset aman seperti dolar AS jadi kekurangan peminat.
Investor sedang bergairah karena dunia akan menyongsong sebuah era bernama kenormalan baru (the new normal). Aktivitas masyarakat yang 'terkunci' selama berbulan-bulan akan kembali dibuka seiring melambatnya penularan virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).
Indonesia menjadi salah satu negara yang akan menyambut era new normal. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mengumumkan ada 102 kabupaten/kota yang sudah masuk kategori zona hijau dan siap menjalankan new normal. Sementara Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat akan mengakhiri masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masing-masing pada 4 Juni dan 12 Juni.
Dalam skema new normal, aktivitas masyarakat memang masih dibatasi oleh protokol kesehatan. Seperti wajib memakai masker, rajin cuci tangan dan menjaga kebersihan, disiplin menjaga jarak, dan sebagainya.
Namun meski terbatas, tetapi new normal akan jauh lebih baik bagi perekonomian dibandingkan masyarakat yang terus #dirumahaja. Roda ekonomi akan bergulir kembali setelah cukup lama mati suri.
Ini memunculkan harapan bahwa ekonomi akan bisa bangkit pada semester II-2020. Jika vaksin atau obat penawar virus corona sudah ditemukan, maka laju ekonomi akan lebih kencang lagi karena masyarakat tidak perlu khawatir lagi dengan virus mematikan yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut.
Ekonomi yang bersemi kembali setelah musim dingin membuat pelaku pasar diterpa optimisme tinggi. Hasilnya, arus modal mengalir deras ke pasar keuangan negara-negara berkembang Asia dan rupiah pun menikmati berkahnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular