
OPEC Belum Tepati Janji, Harga Minyak Anjlok 1% Lebih
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
01 June 2020 07:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia bergerak turun di perdagangan pagi ini. Sepertinya investor sedang mencairkan keuntungan karena sebelumnya harga si emas hitam sudah melonjak tinggi.
Pada Senin (1/6/2020) pukul 07:08 WIB, harga minyak jenis brent turun 1,16% ke US$ 37.4/barel. Sedangkan yang jenis light sweet terkoreksi 1,38% menjadi US$ 35/barel.
Sepanjang bulan lalu, harga minyak naik luar biasa tinggi. Brent melonjak sampai 39,81%, kenaikan bulanan tertinggi sejak Maret 1999. Harga light sweet lebih edan lagi, meroket 88,37%, kenaikan bulanan tertinggi sepanjang sejarah.
Kenaikan yang sangat tajam ini akan menggoda investor untuk mencairkan keuntungan. Sepertinya ini yang sedang terjadi. Tekanan jual akibat aksi ambil untung (profit taking) membuat harga minyak terpangkas.
Selain itu, pasar juga menunggu realisasi rencana pemangkasan produksi oleh negara-negara OPEC+ yang disepakati April lalu. Kala itu, produksi katanya bakal dipangkas sampai 9,7 juta barel/hari.
Reuters melakukan survei dan hasilnya pemangkasan produksi belum sampai ke angka tersebut. Rata-rata produksi di negara anggota OPEC pada Mei adalah 24,77 juta barel/hari, berkurang 5,91 juta barel/hari dibandingkan April. Belum sampai ke 9,7 juta barel/hari.
"OPEC telah membuat awal yang kuat dengan mengurangi pasokan lebih dari 5 juta barel/hari. Namun itu masih jauh dari sempurna," tegas Daniel Gerber, CEO Petro-Logistics, seperti dikutip dari Reuters.
Well, bisa jadi investor agak kecewa karena sejauh ini para anggota OPEC belum bisa memenuhi janjinya. Sembari menunggu OPEC menepati komitmen, investor memilih untuk melepas kontrak minyak.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji) Next Article Harga Minus, Beli Minyak Dapat Duit!
Pada Senin (1/6/2020) pukul 07:08 WIB, harga minyak jenis brent turun 1,16% ke US$ 37.4/barel. Sedangkan yang jenis light sweet terkoreksi 1,38% menjadi US$ 35/barel.
Sepanjang bulan lalu, harga minyak naik luar biasa tinggi. Brent melonjak sampai 39,81%, kenaikan bulanan tertinggi sejak Maret 1999. Harga light sweet lebih edan lagi, meroket 88,37%, kenaikan bulanan tertinggi sepanjang sejarah.
Kenaikan yang sangat tajam ini akan menggoda investor untuk mencairkan keuntungan. Sepertinya ini yang sedang terjadi. Tekanan jual akibat aksi ambil untung (profit taking) membuat harga minyak terpangkas.
Selain itu, pasar juga menunggu realisasi rencana pemangkasan produksi oleh negara-negara OPEC+ yang disepakati April lalu. Kala itu, produksi katanya bakal dipangkas sampai 9,7 juta barel/hari.
Reuters melakukan survei dan hasilnya pemangkasan produksi belum sampai ke angka tersebut. Rata-rata produksi di negara anggota OPEC pada Mei adalah 24,77 juta barel/hari, berkurang 5,91 juta barel/hari dibandingkan April. Belum sampai ke 9,7 juta barel/hari.
"OPEC telah membuat awal yang kuat dengan mengurangi pasokan lebih dari 5 juta barel/hari. Namun itu masih jauh dari sempurna," tegas Daniel Gerber, CEO Petro-Logistics, seperti dikutip dari Reuters.
Well, bisa jadi investor agak kecewa karena sejauh ini para anggota OPEC belum bisa memenuhi janjinya. Sembari menunggu OPEC menepati komitmen, investor memilih untuk melepas kontrak minyak.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji) Next Article Harga Minus, Beli Minyak Dapat Duit!
Most Popular