Begini Respons Para Pelaku Pasar Modal Soal New Normal

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
26 May 2020 12:08
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaku pasar modal menyambut optimistis langkah pemerintah menerapkan kebijakan new normal yang mulai berlaku pekan ini.  Aktivitas bisnis yang perlahan mulai kembali dibuka dengan protokol kesehatan ketat diharapkan bisa menahan kemerosotan ekonomi Indonesia yang terpukul pada kuartal I-2020 karena virus corona (covid-19)

Tidak hanya aktivitas di perkantoran, dalam waktu dekat, transportasi umum, dan pusat belanja akan berangsur kembali normal.

Direktur Utama PT Kresna Sekuritas yang juga Ketua Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia, Octavianus Budiyanto menyatakan, kebijakan beraktivitas kembali dengan skenario normal baru menjadi cara yang harus dilakukan agar perekonomian domestik tidak semakin terpuruk. Kendati demikian, penerapan protokol kesehatan tidak boleh diabaikan.

"Skenario new normal harus dilakukan karena kita tidak bisa menunggu virus Covid-9 ini benar-benar musnah. Roda perkonomian harus jalan," tuturnya kepada CNBC Indonesia, Selasa (26/5/2020).



Berpendapat senada, Direktur Utama CSA Institute, Aria Samata Santoso mengatakan, kebijakan normal baru merupakan langkah yang dilakukan pemerintah untuk memulihkan perekonomian secara bertahap agar bisa kembali seperti normal. Meski, dalam pelaksanaannya akan banyak perubahan dan butuh waktu untuk menyesuaikan.

"Skenario new normal merupakan pemulihan bertahap untuk aktivitas bisnis agar kembali bergairah sepbagaimana semula.

Butuh waktu dan juga menghilangkan kekhawatiran para pelaku bisnis serat masyarakat untuk kembali seutuhnya," tuturnya, saat dihubungi CNBC Indonesia, Selasa (26/5/2020).

Aria melanjutkan, masih tingginya jumlah kasus positif Covid-19 di tanah air masih akan menjadi kekhawatiran pelaku pasar.

Hingga Senin, 26 Mei 2020, menurut data pemerintah, jumlah positif Covid-19 sudah mencapai 22.750 orang dengan jumlah korban meninggal 1.500 orang.

"Perlu diwaspadai daily new cases di Indonesia masih belum masuk trend turun. Sehingga pasar masih siaga diwarnai kekhawatiran saat ini. Semoga Indonesia bisa mengendalikan situasi dan melampaui masa sulit karena Covid-19," ujarnya lagi.

Asosiasi Emiten Indoneisa (AEI) merespons positif rencana pemerintah menjalankan skenario normal baru untuk memulihkan perekonomian. Namun demikian, skenario ini belum akan membuat aktivitas bisnis yang dijalankan emiten bakal pulih seperti sedia kala.



Menurut Direktur Eksekutif AEI, Samsul Hidayat, dengan adanya normal baru, sektor-sektor bisnis yang terhantam cukup parah akibat pandemi seperti perhotelan, restoran, maskapai penerbangan, properti dan otomotif, setidaknya memiliki pendapatan lagi meski aktivitas ekonomi belum sepenuhnya pulih.

"Harapan semua masyarakat, pengusaha, emiten, bahwa secara perlahan pandemi akan membaik dan perusahaan berjalan menuju ke arah reguler walau tidak sampai 100%, mungkin 75-80%," kata Samsul.

Merespons pembukaan kembali aktivitas ekonomi dengan skenario new normal, membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melesat 1,39% ke level 4.609,28.
(hps/hps) Next Article Digitalisasi Picu Investor Ritel Domestik Bursa RI 'Meledak'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular