
Kejutan Saham Sepekan: Emas Diramal 'Terbang' & Pesta Undian

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan menguat 0,85% atau 38,35 poin ke 4.545,952. Faktor korporasi menjadi pemicu kenaikan harga yang fantastis dan juga koreksi buruk sepanjang pekan ini.
Indeks acuan bursa nasional ini mengawali pekan dengan penguatan tipis, yakni sebesar 3,45 poin sehingga ditutup ke level 4.511,058 pada Senin. Penguatan berlanjut pada Selasa, sebesar 37,6 poin ke 4.548,658.
Pelaku pasar terbawa angin yang meniupkan sentimen positif dari bursa global, menyambut rencana pelonggaran karantina wilayah (lockdown) di beberapa negara, sehingga memperkuat optimisme percepatan pemulihan ekonomi.
Pelonggaran terjadi bersamaan dengan uji vaksin dari uji coba vaksin anti-corona oleh emiten farmasi AS Moderna yang dikabarkan menunjukkan hasil yang positif, meski belakangan dinilai terlalu dini menyimpulkan bahwa vaksin tersebut bakal jadi pengubah keadaan.
Pada Rabu, kenaikan tensi politik antara China dan AS dengan munculnya rencana Senat AS memuluskan undang-undang baru yang bisa mendepak perusahaan China seperti Alibaba dan Baidu dari Wall Street jika menolak diaudit secara penuh.
Akibatnya, sentimen pasar pun memburuk sehingga membuat bursa global terkoreksi, yang juga diikuti koreksi di bursa saham nasional. IHSG tertekan 2,7 poin atau 0,06%, ke level 4.545,952 pada Rabu tersebut, yang juga mengakhiri perdagangan sepekan.
Koreksi itu terjadi seiring dengan aksi jual (net sell) investor asing sepanjang pekan yang mencapai Rp 4,72 triliun di semua pasar (pasar reguler dan pasar negosiasi). Namun pada Rabu, asing menadah saham yang jatuh dengan pembelian bersih (net buy) senilai Rp 81,7 miliar.
Mengacu pada data RTI, saham yang paling banyak diburu asing adalah PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), dengan nilai pembelian bersih Rp 203 miliar, diikuti saham PT Unilever Indonesia Tbk (senilai Rp 153,3 miliar), dan PT Bank Permata Tbk (Rp 41,4 miliar).
Secara total, sebanyak 212 saham atau nyaris 40% dari emiten yang tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) terjerembab ke zona merah pada Rabu. Koreksi terburuk terutama menimpa saham-saham di sektor keuangan dan perbankan, ritel, serta energi (minyak & gas).