Kasus Corona Naik Lagi, Dolar Australia Turun ke Rp 9.562

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
22 May 2020 15:49
Australian dollar notes and coins can be seen in a cash register at a store in Sydney, Australia, February 11, 2016. REUTERS/David Gray
Foto: dollar Australia (REUTERS/David Gray)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia melemah melawan rupiah di perdagangan Jumat (22/5/2020). Meski pasar dalam negeri hari ini libur, tetapi perdagangan di pasar spot tetap berjalan. Jumlah kasus penyakit virus corona (Covid-19) di Australia yang kembali naik dalam 2 hari terakhir membuat mata uangnya tertekan

Pada pukul 14:44 WIB AU$ 1 setara Rp 9.562,55, dolar Australia melemah 0,76% di pasar spot melansir data Refinitiv.

Setelah mencatat penambahan 1 digit pada hari Rabu lalu, kasus Covid-19 di Australia kembali mencatat kenaikan 2 digit dalam 2 hari terakhir. Kamis kemarin kasus baru tercatat sebanyak 11 orang, dan hari ini bertambah 14 orang menjadi 7.095 orang.

Memang penambahan tersebut masih tergolong rendah tetapi kenaikan dalam 2 hari terakhir tetap saja membuat pelaku pasar was-was akan penyebaran gelombang kedua. Sebabnya, Pemerintah Australia sudah melonggarkan kebijakan karantina wilayah (lockdown).

Perdana Menteri (PM) Australia, Scott Morison Jumat (8/5/2020) lalu mengumumkan akan melonggarkan lockdown dalam tiga tahap, dan membuka seluruhnya di bulan Juli.


Tahap pertama pelonggaran lockdown Australia akan mengizinkan restoran dan kafe kembali beroperasi dan diperbolehkan melayani 10 konsumen dalam satu waktu. Jika tidak terjadi penyebaran kasus, maka tahap kedua akan dimulai dengan mengizinkan gym dan bioskop kembali buka dan melayani 10 konsumen dalam satu waktu.

Tahap ketiga pemerintah akan mengizinkan kerumunan hingga 100 orang dan perkantoran kembali beroperasi. Wisatawan domestik juga akan diizinkan berpergian.


Di sisi lain, rupiah sedang mendapat momentum penguatan dari berkurangan defisit Transaksi Berjalan (Current Account Deficit/CAD).
Bank Indonesia (BI) pada Rabu (20/5/2020) melaporkan defisit transaksi berjalan kuartal I-2020 setara dengan 1,4% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Membaik dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu 2,8% PDB.

Transaksi Berjalan menjadi faktor penting dalam mendikte laju rupiah lantaran arus devisa yang mengalir dari pos ini cenderung lebih stabil, berbeda dengan pos transaksi finansial (komponen NPI lainnya) yang pergerakannya begitu fluktuatif karena berisikan aliran modal dari investasi portfolio atau yang biasa disebut sebagai hot money.

Akibat CAD yang besar, pergerakan rupiah menjadi sangat rentan oleh keluar masuknya hot money sebagai sumber devisa.

Ketika CAD menurun maka pasokan devisa di perekonomian nasional semakin membaik, yang menjadi modal bagi rupiah untuk menguat.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


[Gambas:Video CNBC]




(pap/pap) Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular