Sentimen Pasar Campur Aduk, Bursa Eropa Bergerak Variatif

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
20 May 2020 13:51
The German share price index DAX is seen at the stock exchange in Frankfurt, Germany, August 27, 2018. REUTERS/Staff/Remote
Foto: Bursa Eropa (REUTERS/Staff)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Eropa bergerak variatif pada awal perdagangan Rabu (20/5/2020), menyusul kian kaburnya sentimen positif yang beberapa hari terakhir mengangkat pasar. Indeks FTSE Inggris melemah 33 poin ke 5.974, indeks DAX Jerman tertekan 56 poin ke 11.437 tetapi CAC Prancis tumbuh 20 poin ke 4.443..

Pelaku pasar di Benua Biru memantau ketat perkembangan wabah Covid-19 setelah laporan adanya tambahan 70 kasus baru ketika pelonggaran dijalankan di Prancis. Kabar vaksin corona produksi emiten farmasi Moderna juga kini diragukan.

STAT News melaporkan bahwa pengumuman emiten berbasis di Amerika Serikat (AS) tersebut semestinya tidak langsung ditanggapi serius, karena tidak dibarengi dengan informasi yang cukup untuk menunjukkan seberapa efektifnya vaksin ini.

Di sisi lain, kontrak berjangka indeks saham Wall Street menguat meski tipis, setelah bos bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) Jerome Powell dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin memberikan kesaksian virtual di depan Senat AS tentang kebijakan ekonomi anti-pandemi.. 

Mnuchin mengatakan bahwa uang senilai US$ 2 triliun telah didistribusikan ke pihak perorangan dan pebisnis, dan otoritas fiskal serta moneter "sepenuhnya siap menanggung biaya di skenario tertentu" untuk menggulirkan sisa dana yang ada.

Namun, Presiden AS Donald Trump masih memperkeruh situasi dengan menekan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) untuk "membereskan" tindak-tanduknya jika tak ingin melihat AS berlepas-tangan.

Trump mengancam bakal menghentikan pendanaan WHO mulai Senin depan, dan memberikan tenggat waktu 30 hari bagi WHO untuk berubah.

Di Eropa, beberapa emiten kelas kakap akan melangsungkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) seperti Marks & Spencer dan Deutsche Bank. Sementara itu, Inggris akan merilis data inflasi April, disusul rilis Indeks Keyakinan Konsumen zona euro.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags) Next Article Lawan Gravitasi akibat Corona Delta, Bursa Eropa Melesat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular