
BI Tak Tembakkan "Peluru", Rupiah Tetap Juara Asia
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
19 May 2020 16:31

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (19/5/2020) akibat membaiknya sentimen pelaku pasar global. Sementara dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) masih mempertahankan suku bunga acuannya pada hari ini.
Begitu perdagangan hari ini dibuka, rupiah menguat 0,13% ke Rp 14.800/US$. Setelahnya rupiah sempat melemah 0,07% ke Rp 14.830/US$ sebelum berbalik menguat menguat meski masih sebatas Rp 14.800/US$.
Satu jam menjelang perdagangan ditutup, rupiah akhirnya melanjutkan penguatan, dan menutup hari ini di level Rp 14.750/US$, menguat 0,47% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Dengan penguatan tersebut, rupiah menjadi juara alias mata uang dengan kinerja terbaik di Asia. Hingga pukul 15:46 WIB, mayoritas mata uang utama Asia menguat melawan dolar AS, tetapi tidak ada yang lebih besar dari rupiah.
Berikut pergerakan dolar AS melawan rupiah hari ini.
Bank Indonesia (BI) hari ini memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan sebesar 4,5% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Mei 2020. Padahal pelaku pasar berekspektasi ada penurunan menjadi 4,25%.
"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 4,5%. Langkah ini ditempuh dengan mempertimbangkan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar di tengah ketidakpastian pasar keuangan global," kata Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam pengumuman hasil RDG edisi Mei 2020, Selasa (19/5/2020).
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia menghasilkan median 4,25% untuk suku bunga acuan. Artinya, BI 7 Day Reverse Repo Rate dikurangi 25 basis poin (bps) dari posisi saat ini yang sebesar 4,5%.
Namun, lanjut Perry, bukan berarti BI 'mengunci' peluang penurunan suku bunga acuan. Ruang untuk menurunkan BI 7 Day Reverse Repo Rate masih terbuka mengingat rendahnya tekanan inflasi dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama pada 2020.
BI masih belum "menembakkan peluru" dengan menurunkan suku bunga tetapi rupiah masih bisa menguat berkat sentimen pelaku pasar global yang sedang bagus.
Kabar bagus hari ini datang dari perusahaan bioteknologi Moderna di AS yang memproduksi vaksin virus corona. Moderna menyatakan hasil uji klinis pertama vaksin cukup positif. Pasalnya, imun atau antibodi dari 8 orang yang diujicobakan mampu menghasilkan antibodi virus corona.
Perusahaan memulai percobaan manusia fase 1 pertama pada Maret dengan 45 sukarelawan, dan telah disetujui untuk segera memulai fase 2, yang akan melakukan pengujian kepada 600 orang pada akhir Mei atau Juni. Jika semuanya berjalan dengan baik, vaksinnya dapat diproduksi pada awal Juli mendatang.
Kabar tersebut tentunya memberikan harapan virus corona bisa segera ditanggulangi dan kehidupan kembali normal, roda perekonomian kembali berputar kencang. Sentimen pelaku pasar pun membaik, dan rupiah kembali perkasa.
Sementara pada pekan lalu, rencana pemerintah memutar kembali roda perekonomian membuat pasar ceria.
Pemerintah saat ini tengah mengkampanyekan untuk hidup berdampingan dengan penyakit virus corona (Covid-19) selama vaksin belum ditemukan. Hidup berdampingan dengan virus corona dinyatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam beberapa kesempatan.
Tetapi menurut Jokowi, hidup berdampingan dengan Covid-19 bukan berarti menyerah dan pesimistis, justru itu menjadi titik tolak menuju tatanan kehidupan baru masyarakat atau yang disebut new normal.
Presiden Jokowi ingin agar masyarakat kembali produktif, artinya bisa bisa kembali beraktivitas tetapi dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Pemerintah saat ini sudah mengizinkan karyawan berusia di bawah 45 tahun di 11 sektor yang saat ini dikecualikan dalam Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk kembali bekerja.
Terbaru, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bahkan sudah menghimbau BUMN untuk mulai bekerja pada 25 Mei 2020 mendatang, bagi karyawan yang berusia di bawah 45 tahun. Sedangkan usia di atas 45 tahun diperkenankan untuk tetap bekerja di rumah.
Berdasarkan Surat Menteri BUMN Nomor S-336/MBU/05/2020 tertanggal 15 Mei 2020, kebijakan ini dijalankan dengan tetap menerapkan protokol perlindungan karyawan dan pelanggan serta rantai lainnya.
Bersama dengan surat tersebut disampaikan simulasi tahapan pemulihan kegiatan #CovidSafe BUMN yang dilakukan dalam beberapa fase yang akan dimulai pekan depan.
Kembali diputarnya roda perekonomian tentunya memberikan sentimen positif ke pasar, meski harus berhati-hati agar tidak terjadi lonjakan kasus Covid-19.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Begitu perdagangan hari ini dibuka, rupiah menguat 0,13% ke Rp 14.800/US$. Setelahnya rupiah sempat melemah 0,07% ke Rp 14.830/US$ sebelum berbalik menguat menguat meski masih sebatas Rp 14.800/US$.
Satu jam menjelang perdagangan ditutup, rupiah akhirnya melanjutkan penguatan, dan menutup hari ini di level Rp 14.750/US$, menguat 0,47% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Berikut pergerakan dolar AS melawan rupiah hari ini.
Bank Indonesia (BI) hari ini memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan sebesar 4,5% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Mei 2020. Padahal pelaku pasar berekspektasi ada penurunan menjadi 4,25%.
"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 4,5%. Langkah ini ditempuh dengan mempertimbangkan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar di tengah ketidakpastian pasar keuangan global," kata Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam pengumuman hasil RDG edisi Mei 2020, Selasa (19/5/2020).
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia menghasilkan median 4,25% untuk suku bunga acuan. Artinya, BI 7 Day Reverse Repo Rate dikurangi 25 basis poin (bps) dari posisi saat ini yang sebesar 4,5%.
Namun, lanjut Perry, bukan berarti BI 'mengunci' peluang penurunan suku bunga acuan. Ruang untuk menurunkan BI 7 Day Reverse Repo Rate masih terbuka mengingat rendahnya tekanan inflasi dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama pada 2020.
BI masih belum "menembakkan peluru" dengan menurunkan suku bunga tetapi rupiah masih bisa menguat berkat sentimen pelaku pasar global yang sedang bagus.
Kabar bagus hari ini datang dari perusahaan bioteknologi Moderna di AS yang memproduksi vaksin virus corona. Moderna menyatakan hasil uji klinis pertama vaksin cukup positif. Pasalnya, imun atau antibodi dari 8 orang yang diujicobakan mampu menghasilkan antibodi virus corona.
Perusahaan memulai percobaan manusia fase 1 pertama pada Maret dengan 45 sukarelawan, dan telah disetujui untuk segera memulai fase 2, yang akan melakukan pengujian kepada 600 orang pada akhir Mei atau Juni. Jika semuanya berjalan dengan baik, vaksinnya dapat diproduksi pada awal Juli mendatang.
Kabar tersebut tentunya memberikan harapan virus corona bisa segera ditanggulangi dan kehidupan kembali normal, roda perekonomian kembali berputar kencang. Sentimen pelaku pasar pun membaik, dan rupiah kembali perkasa.
Sementara pada pekan lalu, rencana pemerintah memutar kembali roda perekonomian membuat pasar ceria.
Pemerintah saat ini tengah mengkampanyekan untuk hidup berdampingan dengan penyakit virus corona (Covid-19) selama vaksin belum ditemukan. Hidup berdampingan dengan virus corona dinyatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam beberapa kesempatan.
Tetapi menurut Jokowi, hidup berdampingan dengan Covid-19 bukan berarti menyerah dan pesimistis, justru itu menjadi titik tolak menuju tatanan kehidupan baru masyarakat atau yang disebut new normal.
Presiden Jokowi ingin agar masyarakat kembali produktif, artinya bisa bisa kembali beraktivitas tetapi dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Pemerintah saat ini sudah mengizinkan karyawan berusia di bawah 45 tahun di 11 sektor yang saat ini dikecualikan dalam Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk kembali bekerja.
Terbaru, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bahkan sudah menghimbau BUMN untuk mulai bekerja pada 25 Mei 2020 mendatang, bagi karyawan yang berusia di bawah 45 tahun. Sedangkan usia di atas 45 tahun diperkenankan untuk tetap bekerja di rumah.
Berdasarkan Surat Menteri BUMN Nomor S-336/MBU/05/2020 tertanggal 15 Mei 2020, kebijakan ini dijalankan dengan tetap menerapkan protokol perlindungan karyawan dan pelanggan serta rantai lainnya.
Bersama dengan surat tersebut disampaikan simulasi tahapan pemulihan kegiatan #CovidSafe BUMN yang dilakukan dalam beberapa fase yang akan dimulai pekan depan.
Kembali diputarnya roda perekonomian tentunya memberikan sentimen positif ke pasar, meski harus berhati-hati agar tidak terjadi lonjakan kasus Covid-19.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular