
Analisis Teknikal
Vaksin Corona Siap Bawa Rupiah Berjaya ke Rp 14.600/US$?
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
19 May 2020 08:47

Jakarta, CNBCÂ Indonesia -Â Nilai tukar rupiah melawan dolar Amerika Serikat (AS) menguat tipis 0,07% ke Rp 14.820/US$ di awal pekan kemarin, tetapi sepanjang perdagangan berayun antara penguatan dan pelemahan.
Rupiah saat ini sudah cukup jauh dari level Rp 15.000/US$. Sementara Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam beberpa kesepatan selalu menekankan rupiah akan di kisaran Rp 15.000/US$ di akhir tahun ini. Padahal posisi rupiah sudah mendekati Rp 14.800/US$.
Pernyataan Perry tersebut tentunya memberikan dampak psikologis di pasar "rupiah tidak akan menguat lebih jauh", sehingga perlu tenaga ekstra atau momentum yang besar agar rupiah mampu menguat tajam lagi. Akibatnya rupiah pun jadi "malu-malu" untuk menguat dalam beberapa hari terakhir.
Tapi kini, rupiah sepertinya akan mendapat tenaga ekstra untuk menguat tajam, kabar bagus dari vaksin virus corona yang diproduksi bioteknologi Moderna di AS.
Moderna menyatakan hasil uji klinis pertama vaksin cukup positif. Pasalnya, imun atau antibodi dari 8 orang yang diujicobakan mampu menghasilkan antibodi virus corona.
Perusahaan memulai percobaan manusia fase 1 pertama pada Maret dengan 45 sukarelawan, dan telah disetujui untuk segera memulai fase 2, yang akan melakukan pengujian kepada 600 orang pada akhir Mei atau Juni. Jika semuanya berjalan dengan baik, vaksinnya dapat diproduksi pada awal Juli mendatang.
Kabar tersebut tentunya memberikan harapan virus corona bisa segera ditanggiulangi dan kehidupan kembali normal, roda perekonomian kembali berputar kencang. Sentimen pelaku pasar pun membaik, dan rupiah siap berjaya lagi.
Selain itu BI akan mengumumkan kebijakan moneter hari ini, dan rupiah sepertinya juga masih menanti stimulus terbaru.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia menghasilkan median 4,25% untuk suku bunga acuan. Artinya, BI 7 Day Reverse Repo Rate dikurangi 25 basis poin (bps) dari posisi saat ini yang sebesar 4,5%.
Pemangkasan suku bunga oleh BI bisa memberikan efek positif ke pasar dan membuat rupiah kembali menguat.
Analisis Teknikal
Rupiah atau yang disimbolkan USD/IDR masih tertahan di atas support (tahanan bawah) berada di kisaran Rp 14.835-14.800/US$.
Jika support tersebut berhasil ditembus, rupiah berpotensi menguat menuju Rp 14.730/US$ yang merupakan Fibonnaci Retracement 61,8%.
Penembusan ke bawah level tersebut akan membuka peluang ke Rp 14.700/US$, bahkan tidak menutup kemungkinan ke Rp 14.600/US$
Sementara itu melihat indikator stochastic pada grafik harian masih berada di level jenuh jual (oversold) dalam waktu yang cukup lama, risiko koreksi rupiah cukup besar selama tertahan di atas support tersebut.
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah oversold (di atas bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik naik. Dalam hal ini, USD/IDR berpeluang naik, yang artinya dolar AS berpeluang menguat setelah stochastic mencapai oversold.
Selama tertahan di atas support, Mata Uang Garuda berisiko terkoreksi ke Rp 14.930/US$, jika dilewati maka rupiah akan menuju level psikologis Rp 15.000/US$.
Resisten (tahanan atas) yang kuat berada di kisaran Rp 15.090 -15.100/US$ yang merupakan Fibonnaci Retracement 50%. Resisten tersebut 2 kali sukses menahan pelemahan rupiah.
Fibonnaci Retracement tersebut ditarik dari level bawah 24 Januari (Rp 13.565/US$) lalu, hingga ke posisi tertinggi intraday 23 Maret (Rp 16.620/US$).
Selama tertahan di bawah Fib. 50% tersebut, ke depannya peluang penguatan rupiah masih terbuka.
(pap/pap) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Rupiah saat ini sudah cukup jauh dari level Rp 15.000/US$. Sementara Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam beberpa kesepatan selalu menekankan rupiah akan di kisaran Rp 15.000/US$ di akhir tahun ini. Padahal posisi rupiah sudah mendekati Rp 14.800/US$.
Pernyataan Perry tersebut tentunya memberikan dampak psikologis di pasar "rupiah tidak akan menguat lebih jauh", sehingga perlu tenaga ekstra atau momentum yang besar agar rupiah mampu menguat tajam lagi. Akibatnya rupiah pun jadi "malu-malu" untuk menguat dalam beberapa hari terakhir.
Moderna menyatakan hasil uji klinis pertama vaksin cukup positif. Pasalnya, imun atau antibodi dari 8 orang yang diujicobakan mampu menghasilkan antibodi virus corona.
Perusahaan memulai percobaan manusia fase 1 pertama pada Maret dengan 45 sukarelawan, dan telah disetujui untuk segera memulai fase 2, yang akan melakukan pengujian kepada 600 orang pada akhir Mei atau Juni. Jika semuanya berjalan dengan baik, vaksinnya dapat diproduksi pada awal Juli mendatang.
Kabar tersebut tentunya memberikan harapan virus corona bisa segera ditanggiulangi dan kehidupan kembali normal, roda perekonomian kembali berputar kencang. Sentimen pelaku pasar pun membaik, dan rupiah siap berjaya lagi.
Selain itu BI akan mengumumkan kebijakan moneter hari ini, dan rupiah sepertinya juga masih menanti stimulus terbaru.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia menghasilkan median 4,25% untuk suku bunga acuan. Artinya, BI 7 Day Reverse Repo Rate dikurangi 25 basis poin (bps) dari posisi saat ini yang sebesar 4,5%.
Pemangkasan suku bunga oleh BI bisa memberikan efek positif ke pasar dan membuat rupiah kembali menguat.
Analisis Teknikal
Rupiah atau yang disimbolkan USD/IDR masih tertahan di atas support (tahanan bawah) berada di kisaran Rp 14.835-14.800/US$.
Jika support tersebut berhasil ditembus, rupiah berpotensi menguat menuju Rp 14.730/US$ yang merupakan Fibonnaci Retracement 61,8%.
Penembusan ke bawah level tersebut akan membuka peluang ke Rp 14.700/US$, bahkan tidak menutup kemungkinan ke Rp 14.600/US$
Sementara itu melihat indikator stochastic pada grafik harian masih berada di level jenuh jual (oversold) dalam waktu yang cukup lama, risiko koreksi rupiah cukup besar selama tertahan di atas support tersebut.
![]() idr |
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah oversold (di atas bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik naik. Dalam hal ini, USD/IDR berpeluang naik, yang artinya dolar AS berpeluang menguat setelah stochastic mencapai oversold.
Selama tertahan di atas support, Mata Uang Garuda berisiko terkoreksi ke Rp 14.930/US$, jika dilewati maka rupiah akan menuju level psikologis Rp 15.000/US$.
Resisten (tahanan atas) yang kuat berada di kisaran Rp 15.090 -15.100/US$ yang merupakan Fibonnaci Retracement 50%. Resisten tersebut 2 kali sukses menahan pelemahan rupiah.
Fibonnaci Retracement tersebut ditarik dari level bawah 24 Januari (Rp 13.565/US$) lalu, hingga ke posisi tertinggi intraday 23 Maret (Rp 16.620/US$).
Selama tertahan di bawah Fib. 50% tersebut, ke depannya peluang penguatan rupiah masih terbuka.
(pap/pap) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular