
Mulai New Normal? Bursa Asia Hijau di Awal Pekan

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham di kawasan Asia pada perdagangan Senin (18/5/2020) terpantau berada di zona hijau.
Di Jepang indeks Nikkei 225 mengalami kenaikan sebesar 0.70%. Kenaikan ini merespons rilis data Kantor Kabinet Pemerintahan Jepang yang menunjukkan kontraksi (pertumbuhan negatif) 0,9% pada Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal-I 2020 (quartal-on-quartal/QoQ) di Negeri Matahari Terbit. Meski demikian para pelaku pasar menganggap hasil ini lebih baik dari perkiraan ekonom. Sebelumnya kontraksi diperkirakan sebesar 1,1%.
Angka konsumsi swasta juga tercatat turun 0,7% lebih baik daripada angka konsensus yang turun 1,6%. Sementara belanja modal turun 0,5% dan eskpor turun 6,0%.
Sementara itu di negara tetangga kita Singapura, Indeks STI nya naik sebesar 0,80% setelah Departemen Statistik Singapura merilis angka ekspor non migas Singapura yang naik 9,7%. Padahal perkiraan para ekonom akan terjadi kontraksi sebesar 5%.
Pada Jumat (15/5/20) lalu Negara Singa mengkonfirmasi hanya satu penambahan kasus virus Covid-19 yang memberikan optimisme akan perekonomian yang sebentar lagi akan menjadi normal kembali.
Di China daratan, Shanghai Stock Exchange (SSE) mengalami apresiasi sebesar 0,52%. Ancaman dari Amerika Serikat (AS) akan perang dagang jilid 2 tidak menyurutkan niat beli para pelaku pasar.
Pemantik hubungan Amerika Serikat (AS) dan China yang kian panas terjadi saat pemerintahan Presiden AS Donald Trump memblokir pengiriman semikonduktor dari pembuat chip global ke Huawei pada Jumat (15/5/2020).
Dalam pengumumannya, Departemen Perdagangan AS menyatakan sudah merevisi aturan ekspor guna mengekang gerak bisnis Huawei sehingga pabrikan ponsel asal Shenzhen itu tak bisa mengakses produk-produk semikonduktor yang merupakan produk dari perangkat lunak (software) dan teknologi dari AS.
"Pengumuman ini mencegah upaya Huawei [mencari celah] untuk melemahkan kontrol ekspor AS," kata Departemen Perdagangan AS, sebagaimana dilansir CNBC Internasional, Senin (18/5).
Namun tampaknya aksi balasan dari China tinggal menunggu realisasi. Dalam sebuah cuitan di Twitter, seorang pemimpin redaksi sebuah surat kabar China yang dikendalikan negara, Global Times, mengatakan Beijing bisa saja mengambil tindakan balasan.
Komentar sang pemred tentang masalah perdagangan AS-China menurut Washington Post sering menjadi indikator yang dapat diandalkan untuk melihat apa yang akan dilakukan Beijing ke depan.
"Berdasarkan apa yang saya ketahui, jika AS lebih lanjut memblokir pasokan teknologi utama ke Huawei, China akan mengaktifkan 'daftar entitas yang tidak dapat diandalkan', membatasi atau menginvestigasi perusahaan-perusahaan AS seperti Qualcomm, Cisco dan Apple, dan menunda pembelian pesawat Boeing," kata Hu Xijin, Editor in Chief di Global Times dalam cuitannya.
Di negara lain di Asia seperti di Korea indeks Kospi mengalami apresiasi 0,65%, sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,42%.
Sementara itu dari dalam negeri IHSG pada 10:03 dipantau naik ke level 4.520,14 atau apresiasi sebesar 0,28% setelah sempat turun ke titik nadir di level 4.487,17 atau penurunan sebesar 0,44%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/hps) Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!