Analisis Teknikal

Ada Serangan Jilid-II Corona, Sesi II IHSG Sulit Naik

Haryanto, CNBC Indonesia
13 May 2020 12:36
Pengunjung melintas di depan layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Kamis, 12 Maret 2020. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 5,01% ke 4.895,75. Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dihentikan sementara (trading halt) setelah  Harga tersebut ke 4.895,75 terjadi pada pukul 15.33 WIB.  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: IHSG Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Performa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari Rabu (13/5/2020) terpantau melemah 51,34 poin atau 1,12% ke level 4.537,39 di tengah kekhawatiran yang tak kunjung mereda dari kemungkinan serangan pandemi Covid-19 gelombang kedua.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada sesi I nilai transaksi tercatat Rp 2,97 triliun, sedangkan investor asing masih melakukan aksi jual bersih (net sell) mencapai Rp 482,97 miliar di semua pasar. Sementara volume transaksi tercatat 3,4 miliar lembar saham dengan frekuensi sebanyak 308.314 kali transaksi.

Saham-saham yang paling menurun di antaranya saham PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) (-6,93%), PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) (-6,86%), PT Jasa Marga Tbk (JSMR) (-6,79%), sedangkan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) (-4,95%) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) yang turun 4,85%.

 

Koreksi IHSG juga serupa dengan pasar saham Asia lainnya yang mayoritas melemah di tengah kekhawatiran tentang gelombang kedua infeksi COVID-19 karena beberapa negara yang mulai membuka kembali aktivitas ekonomi. China, Jerman dan Korea Selatan telah melaporkan claster baru kasus virus corona, menyoroti potensi ancaman pembukaan kembali ekonomi yang terlalu cepat.

Pada catatan pukul 12:25 WIB, indeks acuan S&P/ASX 200 Australia turun 8,3 poin atau 0,15% menjadi 5.394, sedangkan indeks Shanghai ambles 3,3 poin atau 0,11% pada 2.888. Sementara indeks Nikkei 225 anjlok 67,31 poin atau 0,33% menjadi 20.302, sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong di awal perdagangan justru terpantau naik 39,90 poin atau 0,16% pada 24.285.

Di Jepang, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat jumlah kasus corona per 12 Mei adalah 15.874. Naik 0,48% dibandingkan posisi per hari sebelumnya. Kenaikan 0,48% lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan hari sebelumnya yaitu 0,32%.

Di Indonesia juga terjadi percepatan laju kenaikan kasus. Data Kementerian Kesehatan menunjukkan jumlah pasien positif corona per 12 Mei adalah 14.749 orang. Naik 3,39% dibandingkan per hari sebelumnya. Kenaikan 3,39% adalah yang tertinggi sejak 9 Mei.

Pada perdagangan sesi II diperkirakan IHSG untuk tetap berada di zona merah, merespon lonjakan kasus gelombang kedua Covid-19.

Simak analisis teknikal di bawah ini.

 

Analisis TeknikalFoto: Revinitif
Analisis Teknikal

 

Analisis Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (Hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support), berada di area support, dengan garis BB yang semakin melebar mengindikasikan koreksi lebih dalam. 

Level support selanjutnya berada di 4.510 dan berlanjut ke area 4.480. Sementara untuk merubah bias menjadi bullish perlu melewati resistance yang berada di area 4.575 hingga area 4.615.

Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) dengan garis MA yang berpotongan di atas di area pivot, ada kecenderungan untuk masih bergerak turun.

Indikator Stochastic yang memberikan sinyal pergerakan arah tren dengan menggunakan area titik jenuh jual (oversold) di bawah area 20 dan jenuh beli (overbought) di atas area 80, menunjukkan oversold, artinya pergerakan mencoba untuk rebound.

Secara keseluruhan, dari fundamental dengan turunnya bursa saham global menimbang lonjakan kasus covid-19 dikombinasikan teknikal dengan menggunakan MACD yang berada di wilayah negatif serta garis indikator BB yang melebar cenderung masih koreksi, maka pergerakan IHSG selanjutnya diprediksi untuk koreksi lebih dalam.

Perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

 

[Gambas:Video CNBC]



 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(har/har) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular