Serangan Corona Jilid-2, Bursa Asia Terdampar di Zona Merah

Tri Putra, CNBC Indonesia
13 May 2020 10:55
A man is reflected on an electronic board showing a graph analyzing recent change of Nikkei stock index outside a brokerage in Tokyo, Japan, January 7, 2019. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Foto: Bursa Tokyo (REUTERS/Kim Kyung-Hoon)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham di kawasan Asia pada perdagangan Rabu ini (13/5/2020) mayoritas berada di zona merah merespons sejumlah sentimen negatif.

Memanasnya kembali tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China menjadi kekhawatiran tersendiri bagi para pelaku pasar.

Para senator AS, dari partai Republik, mengusulkan undang-undang yang akan memberi wewenang kepada Presiden AS Donald Trump untuk menjatuhkan sanksi kepada China.

Sanksi akan diberikan jika negeri Panda gagal memberikan laporan lengkap soal asal mula mewabahnya corona jenis baru (COVID-19).


Sanksi bisa berupa pembekuan aset, larangan perjalanan, pencabutan visa, pembatasan pinjaman untuk bisnis asal China oleh lembaga AS dan larangan
pencatatan di bursa AS.

"Saya yakin China tidak akan pernah bekerja sama secara serius dengan penyelidikan, kecuali dipaksa melakukannya," ujar Senator South Carolina dari partai Republik Lindsey Graham dikutip dari Reuters, Rabu (13/5/2020).

Selain itu ketakutan akan gelombang kedua virus corona juga menjadi alasan para pelaku pasar mengungsikan dana mereka dari aset yang beresiko seperti saham pindah ke asset-asset yang lebih aman (safe haven) seperti surat hutang pemerintah.

Direktur National Institute of Allergy and Infectious Disease, Anthony Fauci mengatakan kepada kongres AS bahwa mereka belum mampu mengatasi virus Corona dan kemungkinan besar belum akan ada pengobatan ataupun vaksin sampai dengan Agustus atau September akhir.

Di Korea Selatan indeks Kospi mengalami penurunan sebesar 0.07%, kapitalisasi pasar Samsung Electronics turun 0,21%, dan perusahaan produsen chip SK Hynix turun 2,57%. Produsen mobil terkenal Hyundai Motor juga mengalami penurunan 1,17%.

Sementara itu yang menjadi penahan penurunan bursa negeri ginseng adalah saham perusahaan di sektor kesehatan Samsung BioLogics yang naik sebanyak 3,72%.

Dampak pembukaan kembali ekonomi Korea Selatan sendiri ditakutkan menjadi pemicu gelombang kedua virus Corona. Seperti kasus klab malam di Itaewon yang menjadi klaster baru penyebaran nCov-19 di Korea Selatan. Jumlah konfirmasi positif virus Corona yang terkait dengan klab malam ini hari ini naik lagi menjadi 102 orang.

Di Jepang indeks Nikkei mengalami depresiasi sebesar 0,77%, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat jumlah kasus corona per12 Mei di Jepang adalah 15.874. Naik 0,48% dibandingkan posisi per hari sebelumnya. Kenaikan 0,48% lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan hari sebelumnya yaitu 0,32%. 

Penurunan juga terjadi di pasar saham Hong Kong, Hang Seng yang dipantau sudah hampir berada di zona hijau dengan penurunan hanya 0,09% setelah sempat turun di level terendahnya sebesar 0,54% tadi pagi.

Di negara lain di Asia seperti di China daratan indeks Shanghai Stock Exchangenya mengalami depresiasi 0,19%, dan di negara tetangga kita Singapura, STI indeksnya juga dipantau turun 0,24%.

Dari dalam negeri, IHSG dibuka di level 4.542,94 pada pembukaan perdagangan hari ini dan pada pukul 09:07 WIB, indeks terjun bebas ke level 4.525,38 yang merupakan penurunan sebesar 1,38%. Pada 10:10 WIB tercatat IHSG masih berada di zona merah yaitu di level 4548,99 yang merupakan penurunan sebesar 0,87%.



(trp/hps) Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular