
Trump 'Kompori' Suku Bunga AS Bisa Minus, Rupiah Berjaya!

Wacana suku bunga negatif lebih kencang berembus setelah datang data ekonomi terbaru. Pada April, AS mencatat deflasi -0,8% secara bulanan (month-on-monrh/MoM). Ini adalah catatan terendah sejak Desember 2008.
Inflasi rendah, bahkan sampai deflasi, menunjukkan bahwa ada ruang bagi kebijakan moneter yang lebih akomodatif untuk mendorong permintaan. Oleh karena itu, isu suku bunga minus menjadi semakin santer.
Bahkan Presiden AS Donald Trump kembali menyentil The Fed dan memberi kode agar suku bunga acuan bisa di bawah 0%. Menurutnya, negara-negara yang melakukan itu seperti Zona Euro dan Jepang memperoleh keuntungan besar.
"Selama negara-negara lain mendapat untung dari suku bunga negatif, AS juga harus menerima 'HADIAH'. Angka yang besar," cuit Trump di Twitter.
Sejauh ini para pejabat The Fed masih belum menolak ide suku bunga minus. Robert 'Bob' Kaplan, Presiden The Fed Dallas, menegaskan bahwa dirinya menolak suku bunga negatif.
"Saya pasti menolak suku bunga negatif. Saya skeptis apakah suku bunga negatif benar-benar akan membantu atau malah merusak sistem keuangan. Saya pribadi bukan penyuka suku bunga negatif," tegas Kaplan, seperti dikutip dari Reuters.
Begitu pula dengan Raphael 'Raph' Bostic, Presiden The Fed Atlanta. Bostic berpendapat suku bunga acuan minus tidak ada gunanya.
"Suku bunga acuan negatif adalah instrumen yang lemah. Saya tidak menyukainya," ujar Botic, sebagaimana diwartakan Reuters.
Meski The Fed belum merestui, tetapi pelaku pasar tetap ngeyel bahwa potensi ke arah suku bunga negatif tetap ada. Pasalnya ya itu tadi, Trump juga ikut mendesak.
"Saya sebenarnya tidak sepakat dengan suku bunga negatif. Jepang memang melakukannya, tetapi konteks di AS tentu berbeda, bahkan di Jepang sendiri persepsinya tidak terlalu bagus. Namun Trump sudah menyinggung masalah itu. Melihat beberapa pengalaman sebelumnya, The Fed cukup sering melakukan apa yang diinginkan Trump," papar Hiroyuki Ueno, Senior Strategist di Sumitomo Mitsui Trusi Asset Management, sebagimana diwartakan Reuters.
Suku bunga negatif, kalau kejadian, akan membuat berinvestasi di aset-aset berbasis dolar AS menjadi kurang menarik. Akibatnya permintaan terhadap mata uang ini berkurang sehingga nilainya melemah. Situasi ini berhasil dimanfaatkan rupiah untuk mencetak 'gol'.
TIM RISET CNBC INDONESIA
