
Dihajar Luar-Dalam, IHSG Terkapar & Terkoreksi 1% Lebih

Jakarta, CNBC Indonesia - Dibuka di level 4.633,49 pada pembukaan perdagangan Selasa (12/5/2020) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun semakin dalam ke level 4.581,66 yang merupakan penurunan sebesar 1,24% pada penutupan perdagangan sesi I siang ini.
Penurunan ini terjadi setelah dirilisnya data Bank Indonesia (BI) mengenai penjualan ritel pada Maret 2020 yang turun 4,5% year-on-year (yoy). Pada April, penjualan ritel diperkirakan turun lebih dalam.
Penurunan tersebut, lanjut keterangan BI, bersumber dari kontraksi penjualan pada hampir seluruh kelompok komoditas yang dipantau, kecuali kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau yang tetap solid. Penurunan penjualan eceran terdalam terjadi pada kelompok Barang Lainnya, khususnya subkelompok Sandang.
Pada April, BI memperkirakan penjualan ritel semakin terkontraksi (tumbuh negatif). Bahkan jauh lebih dalam yaitu -11,8% yoy.
"Penurunan terdalam terjadi pada kelompok Barang Lainnya, khususnya subkelompok Sandang, yang diprakirakan turun -67,3% (yoy), lebih dalam dari -60,5% (yoy) pada Maret 2020," lanjur keterangan BI.
Selain itu sentimen negatif datang dari pasar global yaitu data US Centers for Disease Control and Prevention yang menyebutkan, jumlah pasien corona di Negeri Adidaya per 10 Mei adalah 1.300.696 orang. Naik 2,09% dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Angka ini sedikit lebih tinggi dari laju kenaikan harian pada 9 Mei yaitu 2,08%. Oleh karena itu, timbul ketakutan bahwa akan terjadi serangan pandemi virus corona jilid 2 diAmerika Serikat (AS).
Selain di AS, di Jerman dan Korea Selatan juga menunjukan prematurnya pembukaan kembali ekonomi mereka, walaupun warganya sudah diwanti-wanti untuk tetap menjalankan pembatasan sosial seiring dengan pembukaan kembali ekonomi.
Seperti diketahui klab malam di Itaewon menjadi klaster baru penyebaran nCov-19 di Korea Selatan. Jumlah konfirmasi positif virus Corona yang terkait dengan klab malam ini naik menjadi 86 orang.
Memanasnya tensi perang dagang antara AS-China membuat investor khawatir. Presiden AS, Donald Trump mengesampingkan janji negosiasi perjanjian dagang yang sudah ditandatangani dengan China. Bahkan, dalam konferensi persnya, ia berujar sudah tak tertarik melakukan itu lagi.
Pernyataan Trump ini membuat proses perdamaian perang dagang terancam. AS dan China sebelumnya terjebak perang tarif selama dua tahun lebih dan saat itu ekonomi dunia sangat terpengaruh pertikaian kedua negara.
Padahal Wakil Perdana Menteri China Liu He dan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer serta Menteri Keuangan Steven Mnuchin sempat menyebut akan mengimplementasikan tahap satu kesepakatan pada pekan kemarin.
Di mana perjanjian itu berisi administrasi Trump setuju menunda kenaikan tarif pada barang China. Sementara China juga akan meningkatkan pembelian produk AS hingga US$ 200 miliar, atau lebih tinggi dibanding realisasi tahun 2017.
Indeks Dow Jones sendiri terkoreksi sebanyak 0,45% Senin (11/5/2020) Indeks kontrak berjangkanya, Dow Futures terus turun 0,68% pada pagi hari ini, hal ini menunjukan para pelaku pasar masih belum yakin akan kemampuan negara bagian untuk membuka kembali ekonomi mereka.
Investor asing sendiri masih belum bosan menarik dana mereka di IHSG, hal ini ditunjukan dengan aksi jual bersih investor asing pagi hari ini sebanyak Rp 496 miliar. Saham yang paling banyak dilepas asing pagi ini adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang sahamnya dijual bersih asing sebanyak Rp 225 miliar yang menyebabkan saham ini terkoreksi sebesar 3,05% ke level harga 2540.
Sedangkan penurunan serupa terjadi di mayoritas bursa Asia lainya seperti, Hang Seng Index Hongkong turun sebesar 1,78%, STI Singapore koreksi sebesar 1,16%, sedangkan Nikkei Jepang turun sebesar 0,10%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000