
Juli Hidup Normal, Dolar Australia Melesat 1% ke Rp 9.824
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
08 May 2020 15:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia menguat melawan rupiah di awal perdagangan Jumat (8/4/2020) merespons rencana dibukanya karantina wilayah (lockdown) di Negeri Kanguru. Perdana Menteri (PM) Australia, Scott Morison pagi tadi mengumumkan akan melonggarkan lockdown dalam tiga tahap, dan membuka seluruhnya di bulan Juli.
Merespons pernyataan tersebut kurs dolar Australia melesat lebih dari 1% ke Rp 9.824,05/AU$ di pasar spot pagi tadi, melansir data Refinitiv.
Reuters melaporkan, tahap pertama pelonggaran lockdown Australia akan mengizinkan restoran dan kafe kembali beroperasi dan diperbolehkan melayani 10 konsumen dalam satu waktu. Jika tidak terjadi penyebaran kasus, maka tahap kedua akan dimulai dengan mengizinkan gym dan bioskop kembali buka dan melayani 10 konsumen dalam satu waktu.
Tahap ketiga pemerintah akan mengizinkan kerumunan hingga 100 orang dan perkantoran kembali beroperasi. Wisatawan domestik juga akan diizinkan berpergian.
Tidak hanya Australia, Indonesia juga sudah membuat kajian pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang rencananya dimulai Juni.
Dampaknya rupiah juga menjadi perkasa, dan dolar Australia berbalik melemah meski tipis. Pada pukul 14:10 WIB, kurs dolar Australia berada di kisaran Rp 9.715,73/AU$, atau melemah 0,08%.
Kementerian Perekonomian mengeluarkan sebuah rentang waktu atau timeline pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi Covid-19 yang menunjukkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akan dilonggarkan dalam beberapa fase mulai 1 Juni.
Meski dikatakan masih dalam bentuk kajian, setidaknya hal tersebut memberi harapan roda perekonomian akan segera berputar kembali secara perlahan.
"Itu merupakan kajian awal Kemenko Perekonomian, yang selama ini secara intens melakukan kajian dan kebijakan pemerintah menjelang, selama, dan pasca pandemi COVID-19," kata Susiwijono, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Kajian awal yang beredar tersebut, lanjut Susiwijono sebagai antisipasi untuk melakukan upaya-upaya yang diperlukan pasca pandemi COVID-19 mereda.
Saat ini Kemenko Perekonomian sedang membahas secara intens dengan Kementerian dan Lembaga terkait guna mematangkan Kajian Awal tersebut.
"Dalam waktu dekat Kemenko Perekonomian akan melakukan finalisasi atas Kajian tersebut, dan akan disampaikan kepada masyarakat," tuturnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk
Merespons pernyataan tersebut kurs dolar Australia melesat lebih dari 1% ke Rp 9.824,05/AU$ di pasar spot pagi tadi, melansir data Refinitiv.
Reuters melaporkan, tahap pertama pelonggaran lockdown Australia akan mengizinkan restoran dan kafe kembali beroperasi dan diperbolehkan melayani 10 konsumen dalam satu waktu. Jika tidak terjadi penyebaran kasus, maka tahap kedua akan dimulai dengan mengizinkan gym dan bioskop kembali buka dan melayani 10 konsumen dalam satu waktu.
Tidak hanya Australia, Indonesia juga sudah membuat kajian pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang rencananya dimulai Juni.
Dampaknya rupiah juga menjadi perkasa, dan dolar Australia berbalik melemah meski tipis. Pada pukul 14:10 WIB, kurs dolar Australia berada di kisaran Rp 9.715,73/AU$, atau melemah 0,08%.
Kementerian Perekonomian mengeluarkan sebuah rentang waktu atau timeline pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi Covid-19 yang menunjukkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akan dilonggarkan dalam beberapa fase mulai 1 Juni.
Meski dikatakan masih dalam bentuk kajian, setidaknya hal tersebut memberi harapan roda perekonomian akan segera berputar kembali secara perlahan.
"Itu merupakan kajian awal Kemenko Perekonomian, yang selama ini secara intens melakukan kajian dan kebijakan pemerintah menjelang, selama, dan pasca pandemi COVID-19," kata Susiwijono, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Kajian awal yang beredar tersebut, lanjut Susiwijono sebagai antisipasi untuk melakukan upaya-upaya yang diperlukan pasca pandemi COVID-19 mereda.
Saat ini Kemenko Perekonomian sedang membahas secara intens dengan Kementerian dan Lembaga terkait guna mematangkan Kajian Awal tersebut.
"Dalam waktu dekat Kemenko Perekonomian akan melakukan finalisasi atas Kajian tersebut, dan akan disampaikan kepada masyarakat," tuturnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular