Lockdown Mulai Dibuka, Harga Minyak Naik Terus

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 May 2020 11:00
Ilustrasi: Minyak mengalir keluar dari semburan dari sumur 1859 asli Edwin Drake yang meluncurkan industri perminyakan modern di Museum dan Taman Drake Well di Titusville, Pennsylvania AS, 5 Oktober 2017. REUTERS / Brendan McDermid / File Foto
Foto: Ilustrasi: Minyak mengalir keluar dari semburan dari sumur 1859 asli Edwin Drake yang meluncurkan industri perminyakan modern di Museum dan Taman Drake Well di Titusville, Pennsylvania AS, 5 Oktober 2017. REUTERS / Brendan McDermid / File Foto
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia bergerak naik pada perdagangan pagi ini. Pelaku pasar kian yakin bahwa 'badai' pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) bisa berlalu dalam waktu dekat dan perekonomian dunia bakal bersemi kembali.

Pada Kamis (7/5/2020) pukul 10:01 WIB, harga minyak jenis brent naik 0,47%. Sementara yang jenis light sweet naik 1,04%.



Investor menaruh harapan besar terhadap pelonggaran pembatasan sosial (social distancing) yang diberlakukan di berbagai negara. Di Amerika Serikat (AS), Presiden Donald Trump mengubah fokus gugus tugas Covid-19 dari penanganan menjadi membuka kembali keran aktivitas masyarakat.

"Gugus tugas akan melanjutkan kerja mereka, tetapi mengubah fokus menjadi KESELAMATAN DAN MEMBUKA KEMBALI NEGARA KITA," cuit Trump di Twitter.


Trump menegaskan AS tidak bisa selamanya mengurung diri. Namun sang presiden Negeri Adidaya ke-45 mengakui bahwa membuka kembali aktivitas masyarakat berisiko membuat kasus dan korban meninggal kembali berjatuhan.

"Anda harus menjadi pejuang. Kita tidak bisa terus-menerus menutup negara ini, apalagi sampai bertahun-tahun. Kita harus melakukan sesuatu.

"Semoga itu (tambahan jumlah kasus dan korban jiwa) tidak terjadi. Namun sangat mungkin itu terjadi," kata Trump, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Sementara di Eropa, berbagai negara juga mulai berencana melonggarkan karantina wilayah (lockdown). Tidak terkecuali Jerman, perekonomian terbesar di Benua Biru.

Angela Merkel, Kanselir Jerman, mengumumkan bahwa Negeri Panser sudah melewati fase pertama penyebaran virus corona. Oleh karena itu relaksasi lockdown sudah bisa dilakukan.

Data Robert Koch Institute menyebutkan, jumlah pasien positif corona di Jerman per 6 Mei adalah 164.807 orang. Bertambah dibandingkan posisi per hari sebelumnya yaitu 163.860 orang.

Namun persentase laju kenaikan kasus secara harian terus menurun. Bahkan dalam lima hari terakhir, kenaikan jumlah pasien terus berada di bawah 1%.




"Kita sudah mencapai titik di mana tujuan untuk memperlambat laju penyebaran virus sepertinya telah tercapai. Jadi, sangat mungkin untuk mendiskusikan dan menyepakati langkah pelonggaran," kata Merkel, seperti diberitakan Reuters.

Salah satu bentuk pelonggaran tersebut adalah bergulirnya kembali kompetisi sepakbola Liga Jerman alias Bundesliga pada 15 Mei. "Keputusan hari ini adalah kabar baik bagi Bundesliga," ujar Merkel, yang merupakan pendukung klub Energie Cottbus.

Perlahan tetapi pasti, ekonomi global yang lumpuh akibat pandemi virus corona mulai bangkit lagi. Meski belum bisa berlari, tetapi bisa berdiri saja sudah bagus.

Artinya, ke depan permintaan energi akan pulih seiring kebutuhan bahan bakar untuk mendorong laju mesin pertumbuhan ekonomi. Harapan akan peningkatan permintaan membuat harga si emas hitam merangkak naik.


TIM RISET CNBC INDONESIA



(aji/aji) Next Article Harga Minus, Beli Minyak Dapat Duit!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular