
Bursa Eropa Dibuka Tertekan Mengikuti Koreksi Harga Minyak

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Eropa tertekan pada awal perdagangan Rabu (6/5/2020), mengikuti arah harga minyak mentah dunia yang kembali melemah setelah sempat menguat karena ekspektasi pembukaan kembali perekonomian negara maju.
Indeks Stoxx 600, yang berisikan 600 saham unggulan di Eropa, tertekan 0,08% pada pembukaan. Indeks saham sektor perjalanan dan liburan memimpin koreksi dengan tertekan 1%, sementara indeks saham sektor layanan kesehatan menguat 0,5%.
Selang 20 menit kemudian, Stoxx 600 berbalik menguat sebesar 0,2 poin (+0,06%) ke 335,7. Di sisi lain indeks FTSE Inggris turun 11,3 poin (+0,19%) ke 5.860,72, indeks DAX Jerman melemah 14,35 poin (-0,13%) ke 10.715,11 dan CAC Prancis tertekan 13,52 poin (-0,3%) ke 4.469,61.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Selasa mengakui bahwa rencana pembukaan kembali perekonomian saat ini, yang bertentangan dengan saran ahli kesehatan, akan membahayakan jiwa warga AS. Namun, dia menilai itu sebagai harga wajar demi ekonomi.
"Mungkin akan ada beberapa [korban jiwa] karena kamu tak akan dibatasi keluar dari apartemen atau rumah atau apapun tu," ujar dia dalam wawancara khusus dengan ABC. "Namun secara bersamaan, kita akan mempraktikkan social distancing, mencuci tangan, melakukan banyak hal yang kita pelajar akhir-akhir ini."
Di kawasan Asia, bursa utama bergerak variatif karena harga minyak yang kembali tertekan. Harga kontrak berjangka (futures) minyak jenis Brent melemah 0,1% menjadi US$ 30,94 per barel dan jenis West Texas Intermediate (WTI) turun 0,61% menjadi US$ 24,41 per barel.
Pelaku pasar keuangan masih menunggu rilis produksi dan pasokan minyak mentah dan produk turunannya di AS yang akan dirilis oleh International Energy Administration (IEA). Harga minyak tertekan karena lockdown akibat wabah COVID-19 yang membuat konsumsi minyak anjlok.
Hanya saja, sejauh ini belum ada akhir cerita wabah COVID-19. Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (European Centre for Disease Control and Prevention/ECDC) mengingatkan bahwa lima negara di Benua Biru (termasuk Inggris dan Swedia) masih mencatat kenaikan kasus COVID-19.
"Kebanyakan negara di wilayah ekonomi Eropa menyaksikan penurunan tingkat temuan kasus baru dalam dua pekan," tutur Sergio Brusin, pejabat di lembaga tersebut, sebagaimana dikutip CNBC International.
Beberapa emiten di Eropa yang akan merilis kinerja keuangannya adalah raksasa bank UMKM benua Eropa Credit Agricole dan produsen otomotif BMW. Sementara itu, rilis data ekonomi yang dipantau adalah Indeks Manajer Pemesanan (Purchasing Manager's Index/PMI) sektor jasa per April, pesanan industri Jerman per Maret, dan penjualan riitel zona Euro per Maret.
TIM RISET CNBC INDONESIA(ags/ags) Next Article Lawan Gravitasi akibat Corona Delta, Bursa Eropa Melesat