Rp 10.615, Dolar Singapura Dekati Level Terlemah 1,5 Bulan

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
06 May 2020 13:49
Singapore currency notes are seen through a magnifying glass among other currencies in this photo illustration taken in Singapore April 12, 2013. REUTERS/Edgar Su
Foto: REUTERS/Edgar Su
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura tidak banyak bergerak melawan rupiah pada perdagangan Rabu (6/4/2020), dan masih berada di dekat level terlemah dalam satu setengah bulan terakhir. Rupiah hari ini kurang bergairah merespon paparan Perkembangan Ekonomi Terkini dari Bank Indonesia (BI) sehingga dolar Singapura juga mager.

Pada pukul 13:07 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.615,69, dolar Singapura menguat tipis 0,01% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Posisi tersebut tidak jauh dari level terlemah satu setengah bulan Rp 10.433,53/SG$ yang disentuh di awal pekan ini.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam paparan Perkembangan Ekonomi Terkini pagi ini menyatakan pertumbuhan ekonomi tahun ini akan di bawah perkiraan semula sebesar 2,3%.

"Dampak dari penanganan Covid-19 mulai mempengaruhi berbagai kegiatan ekonomi. Konsumsi, investasi, ekspor-impor. Semula kami perkirakan Maret belum kena," papar Perry dalam konferensi pers Perkembangan Ekonomi Terkini, Rabu (6/5/2020).

"Semula konsumsi kami kira bisa tumbuh 4,4%, ternyata konsumsi sudah tidak setinggi yang kami perkirakan, hanya tumbuh 2,8%. Demikian juga investasi, yang semula kami perkirakan 2,4% ternyata 1,7%. Artinya, social distancing telah mempengaruhi pendapatan masyarakat, konsumsi, serta aktivitas produksi dan investasi dunia usaha," tambahnya.



Dengan realisasi kuartal I-2020 yang jauh di bawah perkiraan, Perry mengakui bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi sepanjang 2020 akan berubah. Ada kemungkinan pertumbuhan ekonomi tahun ini di bawah 2,3%.

BI memperkirakan ekonomi kuartal II-2020 akan tumbuh 0,4%, kuartal II-2020 tumbuh 1,2%, dan kuartal IV-2020 tumbuh 3,1%. "Keseluruhan tahun lebih rendah dari 2,3%," ujar Perry.

Prediksi tersebut cukup membebani rupiah pada perdagangan hari ini.

Di sisi lain, dolar Singapura juga sedikit tertekan setelah Pemerintahnya mengatakan perjuangan melawan pandemi penyakit virus corona (Covid-19) masih panjang.

Berdasarkan data Worldometer, jumlah kasus Covid-10 di Singapura mencapai 19.410 per 5 Mei kemarin, bertambah 623 kasus dibandingkan hari sebelumnya. Laju penambahan kasus memang sudah melandai, tetapi masih relatif tinggi.

Menteri Pembangunan Nasional Singapura, yang juga kepala gugus tugas Covid-19, Lawrence Wong mengatakan perjuangan melawan virus yang berasal dari kota Wuhan China tersebut baru setengah jalan.

"Ini adalah paruh pertama dari sebuah marathon (penanggulangan Covid-19)," kata Wong, sebagaimana dilansir CNBC International.

Meski demikian Pemerintah Singapura berencana melonggarkan karantina wilayah atau yang disebut "circuit breaker" pada 12 Mei nanti. Sebagian aktivitas di sektor industri manufaktur seperti biofarmasi dan petrokimia akan mulai dibuka. Saat ini, hanya sekitar 17% pekerja di Singapura yang boleh beraktivitas di luar rumah.

"Kami belum bisa membuka tempat-tempat hiburan. Sebagai awalan, kami akan fokus ke sektor manufaktur dan peningkatan produksi," ungkap Chan Chun Sing, Menteri Perdagangan dan Industri Singapura, seperti dikutip dari Reuters.

Pelonggaran tersebut tentu menjadi kabar bagus, roda perekonomian mulai berputar kembali dan perlahan bisa bangkit.

[Gambas:Video CNBC]





TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular