Analisis Teknikal

Apapun Sentimennya, Secara Teknikal Ada Tanda IHSG Koreksi

Haryanto, CNBC Indonesia
05 May 2020 08:26
Pengunjung melintas di depan layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Kamis, 12 Maret 2020. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 5,01% ke 4.895,75. Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dihentikan sementara (trading halt) setelah  Harga tersebut ke 4.895,75 terjadi pada pukul 15.33 WIB.  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: IHSG Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Performa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari Selasa ini (5/5/2020) cenderung menurun merespons data inflasi domestik dan meningkatnya tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China.

Sebelumnya, pada penutupan perdagangan Senin (4/5/2020) IHSG ditutup ambles 111,92 poin atau lebih dari 2% pada 4.605,49 dengan rentang harga tertinggi harian di level 4.716,35 dan terendah di 4.576,23, mencerna rilis data angka Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur dan inflasi April yang suram.

Berdasarkan catatan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai transaksi pada perdagangan Senin kemarin sebesar Rp 5,85 triliun, dengan investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) mencapai Rp 121,53 miliar di pasar reguler dan negosiasi. Ada 286 saham yang turun, sementara stagnan sebanyak 141 dan naik 111 saham.

 

Saham-saham yang menurun kemarin di antaranya PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) (-6,88%), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) (-6,52%), PT Astra International Tbk (ASII) (-6,23%), Sedangkan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) (-6,01%) dan PT Repower Asia Indonesia Tbk (REAL) (-5,88%).

Sementara dari bursa saham Negeri Sam, Wall Street yang merupakan barometer dari bursa saham global pada penutupan perdagangan Senin kemarin di jalur positif, setelah sempat anjlok hingga 200 poin di sesi pembukaan. Kebangkitan saham-saham teknologi menjadi penyelamat Wall Street sehingga lolos dari kubangan zona merah.

Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 0,1%, atau 26,07 poin ke 23.749,76 setelah anjlok di pembukaan hingga 360 poin. Indeks S&P 500 naik 0,4%, atau 12,03 poin ke 2.842,74, sedangkan Nasdaq tumbuh 1,2%, atau 105,77 poin ke 8.710,71.

Saham sektor energi juga membantu memimpin rebound Wall Street, karena harga minyak mentah untuk pengiriman bulan Juni naik US$ 0,61 pada US$ 20,39 per barel, melansir dari RTTNews.

Kenaikan saham energi di antaranya, NYSE Arca Oil Index melonjak sebesar 4,2%, Philadelphia Oil Service Index melonjak 4,1% dan NYSE Arca Natural Gas Index melesat 2,6%.

Pada catatan pukul 07:30 WIB Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) kontrak berjangka (futures) naik 0,46% menjadi 23.677, sedangkan indeks S&P 500 menguat 0,31% ke 2.834 dan Nasdaq Composite 100 naik 0,3% pada 8.822.

 

Pada perdagangan pagi ini Selasa (5/5/2020) rebound atau penguatan di bursa saham Wall Street Futures kemungkinan menjadi angin segar sekaligus daya dorong IHSG untuk bisa masuk zona hijau.

 

Analisis TeknikalFoto: Revinitif
Analisis Teknikal

 

Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode satu jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support), berada tepat di area pivot, cenderung untuk menyentuh area support. 

Level support berada di 4.550 dan berlanjut ke area 4.490. Sementara untuk merubah bias menjadi bullish perlu melewati resistance yang berada di area 4.690 hingga area 4.770.

Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) dengan garis MA yang sudah berpotongan di atas area jenuh beli (overbought) cenderung bergerak turun.

Indikator Stochastic yang merupakan gambaran mengenai tren pergerakan dengan menggunakan area titik jenuh jual (oversold) di bawah area 20 dan jenuh beli (overbought) di atas area 80, menunjukkan overbought, artinya pergerakan kemungkinan untuk menurun.

Secara keseluruhan, dari fundamental dengan sentimen negatif data inflasi bulan April yang buruk dikombinasikan teknikal dengan Stochastic yang sudah overbought, maka pergerakan IHSG selanjutnya diprediksi untuk turun.

Perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

 

[Gambas:Video CNBC]



 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(har/hps) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular