Internasional

Euforia Obat Corona tak Kuat Lagi, Wall Street Loyo

Redaksi, CNBC Indonesia
01 May 2020 06:49
Trader Timothy Nick works in his booth on the floor of the New York Stock Exchange, Thursday, Jan. 9, 2020. Stocks are opening broadly higher on Wall Street as traders welcome news that China's top trade official will head to Washington next week to sign a preliminary trade deal with the U.S. (AP Photo/Richard Drew)
Foto: Bursa saham Amerika Serikat (AS) (AP Photo/Richard Drew)
Jakarta, CNBC Indonesia - Wall street ditutup di zona merah pada akhir perdagangan Kamis (30/4/2020). Ini merupakan antitesis, di mana April biasanya menjadi bulan terbaik untuk pasar rebound dalam beberapa dekade terakhir.

Dow Jones merosot 1,2% ke 24.345,72. Sedangkan Nasdaq Composite Index yang kaya teknologi merosot 0,3 persen menjadi 8.889,55.



S&P 500 turun 0,9% ke level 2.912,43. Meski demikian indeks ini mengalami peningkatan 12% dibanding Maret kemarin, yang jadi kinerja bulanan terbaik sejak 1987.

Ditemukannya obat yang efektif dalam menangani COVID-19 ternyata belum bisa membawa Wall Street kembali zona hijau lagi. Termasuk stimulus The Fed.



Wall Street memerah setelah Kementerian Tenaga Kerja mengeluarkan rilis soal meningkatnya klaim pengangguran. Dalam lima minggu pengangguran AS mencapai 30 juta orang.

Belum lagi suramnya belanja konsumen. Dampak ekonomi corona diperkirakan masih akan meluas.

"AS memiliki data ekonomi terburuk sejak Depresi Hebat," kata manajer portofolio di Kingsview Asset Management di Chicago Paul Nolte. "Bisnis dan pendapatan mungkin tidak akan kembali."
(sef/sef) Next Article Pesta Wall Street Terus Berlanjut, Menguat Lima Hari Beruntun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular