Angka Penganggur Melonjak, Dow Jones Dibuka Anjlok 300 Poin

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
30 April 2020 20:45
Trader Timothy Nick works in his booth on the floor of the New York Stock Exchange, Thursday, Jan. 9, 2020. Stocks are opening broadly higher on Wall Street as traders welcome news that China's top trade official will head to Washington next week to sign a preliminary trade deal with the U.S. (AP Photo/Richard Drew)
Foto: Bursa saham Amerika Serikat (AS) (AP Photo/Richard Drew)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka merah pada pembukaan perdagangan Kamis (30/4/2020) menyusul kenaikan angka pengangguran, yang membuyarkan optimisme terkait kinerja emiten kakap Wall Street.

Indeks Dow Jones Industrial Average tergerus 249,93 poin (-1%) pada pembukaan perdagangan pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB), dan selang 10 menit kemudian bertambah menjadi 348,87 poin (-1,42%) ke 24.284,99. Indeks Nasdaq turun 44,27 poin (-0,5%) ke 8.870,44 dan S&P 500 tertekan 31,72 poin (-1,08%) ke 2.907,79.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan klaim pengangguran pekan lalu bertambah 3,84 juta  sehingga total jumlah penganggur di AS dalam 6 pekan terakhir melewati angka 30 juta orang. Padahal, pasar memperkirakan tambahan penganggur baru hanya 3,5 juta.

Data terakhir, per 23 April menunjukkan jumlah pengangguran di AS mencapai 26,45 juta. Angka ini sudah melampaui jumlah lapangan kerja baru sebesar 22,44 juta orang yang dicetak Presiden AS Donald Trump.

Di sisi lain, belanja konsumen AS dilaporkan anjlok 7,5% (tahunan) pada Maret, menyusul wabah COVID-19 yang memaksa penghentian sementara (shutdown aktivitas bisnis di negara dengan perekonomian terbesar dunia tersebut).

"Kita masih akan melihat tekanan tulen di daya beli perekonomian yang menuju krisis menyusul ketakseimbangan pasokan dan permintaan tau bakal melihat gangguan yang lebih radikal ke depan," tutur Michael Shaoul, CEO Marketfield Asset Management, dalam laporan riset yang dikutip CNBC International.

Sentimen terkait corona sebenarnya membaik setelah kemarin Gilead Science mengatakan bahwa lebih dari setengah dari pasien yang diuji dengan obat produksinya, yakni Remdesivir, menunjukkan perbaikan dan bisa keluar dari rumah sakit dalam kurun waktu dua pekan saja.

Penasihat kesehatan Gedung Putih Anthony Fauci pun membenarkan hal tersebut setelah obat itu diujikan pada 800 pasien COVID-19. Saat ini Food & Drug Administration (FDA) AS terus berdiskusi dengan Gilead agar obat itu tersedia untuk pasien COVID-19 "secepat mungkin".

Kinerja emiten pun positif, dengan saham Facebook lompat lebih dari 9% di pra-pembukaan setelah melaporkan pendapatan iklan yang stabil di tiga pekan pertama April, padahal pada Maret sempat turun akibat wabah COVID-19. Laba bersih per saham (Earning Per-Share/EPS) US$ 1,71 dan pendapatan dilaporkan sebesar US$ 17,74 miliar.

Sementara itu, saham Microsoft naik 2% setelah perseroan melaporkan penjualan tumbuh 15% berkat bisnis komputasi awan (cloud). Dalam rilisnya, perseron mengklaim wabah COVID-19 "berdampak minimal terhadap pendapatan perseroan secara total" di tiga bulan pertama 2020.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular