The Fed Tahan Suku Bunga Acuan, Harga Emas Ogah Gerak

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
30 April 2020 09:54
A customer puts gold bar on basket for sell to the gold shop in Bangkok, Thailand, Thursday, April 16, 2020. With gold prices rising to a seven-year high, many Thais have been flocking to gold shops to trade in their necklaces, bracelets, rings and gold bars for cash, eager to earn profits during an economic downturn.(AP Photo/Sakchai Lalit)
Foto: Ilustrasi Emas (AP/Sakchai Lalit)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga logam mulia emas di pasar spot pagi ini cenderung flat setelah bank sentral AS, The Fed menetapkan untuk mempertahankan suku bunga acuan di target kisaran saat ini.

Di sisi lain kabar yang datang dari uji obat anti COVID-19 yakni remdesivir serta rencana pencabutan lockdown di AS dan negara-negara Eropa menjadi sentimen yang membebani harga emas. 

Kamis (30/4/2020), harga emas dunia di pasar spot cenderung flat dengan penguatan tipis 0,01%. Pada 09.25 WIB, harga logam mulia dibanderol di US$ 1.711,41 per troy ons setelah pada perdagangan sebelumnya harga emas ditutup di US$ 1.711,25 per troy ons.



Dini hari tadi The Fed memutuskan untuk menahan (hold) Federal Fund Rate di kisaran target 0-0,25% di saat perekonomian Paman Sam terkontraksi 4,8% di kuartal pertama tahun ini.

Namun Jerome Powell dan sejawat berjanji akan memberikan stimulus dalam bentuk lain guna menyelamatkan perekonomian AS dari goncangan pandemi COVID-19 yang saat ini sudah menginfeksi lebih dari 3 juta orang secara global.

"Komite memutuskan untuk mempertahankan Federal Funds Rate di kisaran 0-0,25%. Suku bunga akan terus dipertahankan hingga ada keyakinan bahwa ekonomi sudah pulih dari dampak perkembangan terkini selaras dengan tujuan penciptaan lapangan kerja dan kestabilan harga," sebut keterangan tertulis Komite Pengambil Kebijakan The Fed (Federal Open Market Committee/FOMC), yang dirilis Kamis (30/4/2020) dini hari waktu Indonesia.



The Fed masih akan melanjutkan program pembelian aset-aset keuangan atau yang dinilai dengan Quantitative Easing. Ke depan The Fed akan terus memompa uang ke perekonomian dengan membeli obligasi pemerintah, efek beragun aset berbasis properti hingga obligasi korporasi dengan rating 'junk'. 

The Fed selain membabat habis suku bunya menjadi 0-0,25% di bulan Maret lalu, juga menggelontorkan stimulus senilai US$ 2,3 triliun, termasuk di dalamnya program pinjaman yang disebut Main Street senilai US$ 600 miliar untuk perusahaan dengan karyawan mencapai 10.000 orang atau maksimal penjualan 2,5 miliar di tahun 2019.

Dengan tingkat suku bunga rendah dan banjir stimulus ini sebenarnya emas mendapat sentimen positif. Namun ada sentimen lain yang juga datang dari 'Barat' yang jadi pengganjal emas untuk melesat lebih tinggi setidaknya untuk perdagangan pagi ini. Kabar tersebut seputar perkembangan obat COVID-19 dan rencana pencabutan lockdown di AS dan beberapa negara Eropa. 

Kabar perkembangan obat COVID-19 remdesivir produksi Gilead Science membuat risk appetite investor kembali menyala. Mengutip CNBC International kandidat obat COVID-19 terkuat yang sempat diragukan kemujarabannya tersebut menunjukkan hasil menjanjikan.

Gilead Science mengatakan bahwa lebih dari setengah dari pasien yang diuji dengan obat tersebut menunjukkan perbaikan dan bisa keluar dari rumah sakit dalam kurun waktu dua pekan saja.

Penasihat kesehatan Gedung Putih Anthony Fauci pun membenarkan hal tersebut setelah obat itu diujikan pada 800 pasien COVID-19. Saat ini Food & Drug Administration (FDA) AS terus berdiskusi dengan Gilead Science agar remdesivir segera tersedia untuk pasien COVID-19 'secepat mungkin', begitu kata penasihat senior FDA Michael Felberbaum, sebagaimana diwartakan CNBC International.

Di sisi lain sentimen lockdown yang akan dibuka di berbagai negara Eropa juga menjadi sentimen positif. Mulai banyak negara Eropa yang melaporkan penurunan kasus COVID-19. Banyak dari mereka yang sudah ambil ancang-ancang untuk mencabut lockdown. Ketika lockdown dicabut ada harapan ekonomi dapat bersemi kembali dan ini semakin menguatkan risk appetite investor untuk berburu aset-aset berisiko. 

NegaraKebijakanKasusKematianRasio Mortalitas
AlbaniaToko dan pengadilan dibuka pekan lalu, orang-orang diperbolehkan berada di luar rumah selama 90 menit per hari, aturan terkait kapan sekolah akan kembali dibuka ditetapkan minggu ini736283.8%
AustriaToko-toko besar, pusat perbelanjaan, dan salon rambut akan dibuka kembali mulai 1 Mei. Restoran dan hotel dapat dibuka kembali dari pertengahan Mei jika kondisi kesehatan memungkinkan15,2745493.6%
BelgiaToko-toko rencananya akan dibuka pada 11 Mei, sekolah mulai akan dibuka seminggu setelahnya. Namun jumlah siswa per kelas dibatasi46,6877,20715.4%
ItaliaBerencana akan memperbolehkan aktivitas manufaktur kembali beroperasi pada 4 Mei199,41426,97713.5%
JermanBerbagai larangan sudah mulai dilonggarkan pekan lalu sehingga terjadi peningkatan aktivitas sosial. Kewajiban menggunakan masker masih ditetapkan ketika keluar rumah terutama di fasilitas transportasi umum158,7586,1263.9%
NorwegiaAcara yang melibatkan kerumuman masa yang besar masih dilarang hingga 1 September. Namun pada 30 April akan ditetapkan aturan baru terkait apakah kegiatan dengan jumlah orang < 500 diperbolehkan7,5992052.7%
PerancisPerdana Menteri Perancis akan mempresentasikan strategi pencabutan lockdown dan parlemen akan melakukan voting hari ini165,97723,32714.1%
PortugalMulai akan melonggarkan aturan pada awal Mei dan akan ditinjau secara periodik per 15 hari sekali24,0279283.9%
Republik CekoUniversitas dibuka kembali pada 27 April, perjalanan non-esensial mulai diperbolehkan, kerumunan kurang dari 10 orang diperbolehkan, masker wajib dikenakan7,4452233.0%
SpanyolKegiatan diluar rumah bag anak-anak diperbolehkan sekali sehari dengan pendampingan orang tua, aktivitas di luar ruangan rencananya diperbolehkan pada 2 Mei229,42223,52110.3%
SwissBeberapa toko bunga hingga salon sudah mulai dibuka, pada 11 Mei sekolah dasar dan toko ritel akan kembali dibuka29,1641,6655.7%
YunaniKantor layanan publik dan pengadilan akan mulai buka 27 April. Untuk outlet komersil masih dipertimbangkan kapan diperbolehkan dibuka2,5341365.4%
Sumber : Guardian, WHO, John Hopkins University CSSE, CNBC Indonesia Research

Sentimen memang campur aduk (mixed) untuk logam mulia emas, sehingga wajar pagi ini harga emas galau bergerak mau ke mana. Namun dengan masih kokohnya harga emas di level US$ 1.700/troy ons menunjukkan bahwa kilau emas belum pudar. Emas masih menjadi instrumen yang menarik di tengah kondisi ekonomi global yang tak kondusif akibat pandemi COVID-19.


[Gambas:Video CNBC]





TIM RISET CNBC INDONESIA



(twg/twg) Next Article Top! Meski Turun, tapi Harga Emas Tak Mau di Bawah US$ 1.700

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular