
Harga Minyak Menguat, IHSG Bisa Tancap Gas Lagi
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
30 April 2020 08:49

Jakarta, CNBC Indonesia - Kembali menguatnya harga minyak mentah dunia menjadi katalis positif bagi pasar saham global. Hal ini mendorong kenaikan di bursa saham Wall Street dan tak terkecuali pada bursa saham domestik.
Rabu kemarin (29/4/2020), Indeks Harga Saham Gabungan finis di teritori positif dengan penguatan 0,8% ke posisi 4,567 setelah nilai transaksi mencapai Rp 6,87 triliun dengan frekuensi 464,414 kali. Investor asing melakukan aksi jual bersih Rp 401,82 miliar.
Head of Research PT MNC Sekuritas, Edwin Sebayang berpendapat penguatan harga WTI Crude Oil sebesar 15,81% serta menguatnya harga komoditas lain seperti: batu bara 0,68%, emas 0,28% & CPO sebesar 0,64% dan penguatan nilai tukar Rupiah atas US Dollar dilevel Rp 15,295 berpotensi menjadi pendorong IHSG kembali menguat di hari Kamis ini.
"IHSG berpeluang kembali menguat di tengah investor asing yang terus membukukan net sell di mana year to date sudah mencapai Rp 19,59 triliun," kata Edwin Sebayang, Kamis (30/4/2020).
Sentimen pasar dari dalam negeri, menurut PT Valbury Sekuritas bersumber dari Bank Indonesia yang telah melakukan pelonggaran kuantitatif (Quantitative Easing/QE) mencapai Rp 503,8 triliun. Bahkan, BI akan menambah likuditas sebesar Rp 117,8 triliun pada awal Mei 2020. Akan tetapi, kebijakan moneter yang dikeluarkan BI tidak bisa langsung menyasar sektor riil karena diperlukan stimulus percepatan yang dilakukan oleh pemerintah.
Selain itu, pandemi Covid-19 juga menyebabkan defisit fiskal melebar. Valbury memproyeksikan, defisit fiskal pemerintah pada tahun 2020 akan mencapai Rp 1.400 triliun. Meski, pemerintah telah menyiapkan beberapa skenario pembiyaan untuk menutup jumlah defisit.
"Rupiah yang terindikasi dapat kembali apresiasi dan potensi penguatan harga minyak dunia sinyal dari harga WTI. IHSG diperkirakan bergerak mixed dengan potensi naik terbatas," tulis Valbury Sekuritas.
Dengan demikian, IHSG diperkirakan akan melaju pada rentang support 4.538/4.509/4.493 dan resistance 4.583/4.598/4.627.
(hps) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000
Rabu kemarin (29/4/2020), Indeks Harga Saham Gabungan finis di teritori positif dengan penguatan 0,8% ke posisi 4,567 setelah nilai transaksi mencapai Rp 6,87 triliun dengan frekuensi 464,414 kali. Investor asing melakukan aksi jual bersih Rp 401,82 miliar.
Head of Research PT MNC Sekuritas, Edwin Sebayang berpendapat penguatan harga WTI Crude Oil sebesar 15,81% serta menguatnya harga komoditas lain seperti: batu bara 0,68%, emas 0,28% & CPO sebesar 0,64% dan penguatan nilai tukar Rupiah atas US Dollar dilevel Rp 15,295 berpotensi menjadi pendorong IHSG kembali menguat di hari Kamis ini.
Sentimen pasar dari dalam negeri, menurut PT Valbury Sekuritas bersumber dari Bank Indonesia yang telah melakukan pelonggaran kuantitatif (Quantitative Easing/QE) mencapai Rp 503,8 triliun. Bahkan, BI akan menambah likuditas sebesar Rp 117,8 triliun pada awal Mei 2020. Akan tetapi, kebijakan moneter yang dikeluarkan BI tidak bisa langsung menyasar sektor riil karena diperlukan stimulus percepatan yang dilakukan oleh pemerintah.
Selain itu, pandemi Covid-19 juga menyebabkan defisit fiskal melebar. Valbury memproyeksikan, defisit fiskal pemerintah pada tahun 2020 akan mencapai Rp 1.400 triliun. Meski, pemerintah telah menyiapkan beberapa skenario pembiyaan untuk menutup jumlah defisit.
"Rupiah yang terindikasi dapat kembali apresiasi dan potensi penguatan harga minyak dunia sinyal dari harga WTI. IHSG diperkirakan bergerak mixed dengan potensi naik terbatas," tulis Valbury Sekuritas.
Dengan demikian, IHSG diperkirakan akan melaju pada rentang support 4.538/4.509/4.493 dan resistance 4.583/4.598/4.627.
(hps) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000
Most Popular