
Sempat Tertekan, Rupiah Terbang & Akhirnya Juara Asia
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
29 April 2020 16:11
Selasa kemarin rupiah akhirnya "mundur" setelah berlari kencang di bulan ini. Sepanjang bulan April rupiah hingga Senin (27/4/2020) lalu, rupiah sudah menguat 6,07%.
Penguatan yang cukup besar sehingga rupiah rentan terkena aksi ambil untung (profit taking) karena faktor teknikal yang menjadi salah satu faktor dibalik melemahnya rupiah 0,46% di Rp 15.380/US$ kemarin.
Tetapi pada hari in, rupiah berhasil membukukan penguatan 0,78%, sehingga ibarat ketapel, mundur terlebih dahulu untuk melesat lebih jauh. Kini sepanjang bulan ini total rupiah menguat 6,38%.
Selain aksi profit taking yang kerap membuat rupiah mundur kemarin, ambrolnya harga minyak mentah juga menyulitkan rupiah untuk bangkit. Di awal pekan, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) ambrol sekitar 25%, sementara pada Selasa pagi kemerosotan berlanjut lagi lebih dari 18% ke US$ 10,46/barel, sebelum mengakhiri perdagangan di level US$ 12,34/barel atau melemah 3,44%.
Tetapi pada hari ini, harga minyak mentah mulai pulih dan merangkak naik mendekati US$ 14/barel, yang tentunya meredakan tekanan bagi rupiah.
Apalagi rencana pelonggaran kebijakan karantina wilayah (lockdown) di Eropa dan Amerika Serikat tentunya membuat roda perekonomian mulai berputar, sehingga permintaan minyak mentah perlahan bisa naik.
Pekan lalu, negara-negara besar di Eropa seperti Spanyol, Italia, Jerman, dan Belanda sudah mengumumkan akan membuka lockdown pada bulan Mei setelah melambatnya laju penambahan kasus Covid-19. Beberapa negara bahkan sudah mengizinkan warganya untuk kembali beraktivitas meski masih terbatas.
Pelonggaran lockdown di Eropa akhirnya diikuti oleh Negeri Paman Sam. Beberapa negara bagian di AS mulai mewacanakan untuk membuka lockdown.
Gubernur New York, Andrew Cuomo, mengatakan lockdown akan dibuka dalam beberapa fase setelah Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit (CDC) melaporkan jumlah pasien rawat inap sudah menurun dalam 14 hari terakhir.
Fase satu, New York dunia usaha di bidang konstruksi dan manufaktur akan diizinkan kembali beraktivitas. Fase kedua dunia usaha perlu rencana untuk beroperasi kembali, termasuk memiliki pengaman individual serta menerapkan social distancing.
Kemudian Gubernur Ohio, Mike DeWine, mengatakan sektor ritel dan jasa bisa kembali beroperasi pada 12 Mei.
Selain itu, negara bagian Alaska, Georgia, South Carolina, Tennessee dan Texas sudah mengizinkan restoran dan beberapa usaha lainnya untuk kembali beroperasi.
Dilonggarkannya lockdown di Eropa dan AS tentunya membuat roda perekonomian perlahan kembali berputar, dan bisa segera keluar dari jurang resesi, sentimen pelaku pasar pun membaik, yang membuat rupiah menguat sepanjang pekan lalu hingga awal pekan ini.
(pap/pap)
Penguatan yang cukup besar sehingga rupiah rentan terkena aksi ambil untung (profit taking) karena faktor teknikal yang menjadi salah satu faktor dibalik melemahnya rupiah 0,46% di Rp 15.380/US$ kemarin.
Tetapi pada hari in, rupiah berhasil membukukan penguatan 0,78%, sehingga ibarat ketapel, mundur terlebih dahulu untuk melesat lebih jauh. Kini sepanjang bulan ini total rupiah menguat 6,38%.
Selain aksi profit taking yang kerap membuat rupiah mundur kemarin, ambrolnya harga minyak mentah juga menyulitkan rupiah untuk bangkit. Di awal pekan, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) ambrol sekitar 25%, sementara pada Selasa pagi kemerosotan berlanjut lagi lebih dari 18% ke US$ 10,46/barel, sebelum mengakhiri perdagangan di level US$ 12,34/barel atau melemah 3,44%.
Tetapi pada hari ini, harga minyak mentah mulai pulih dan merangkak naik mendekati US$ 14/barel, yang tentunya meredakan tekanan bagi rupiah.
Apalagi rencana pelonggaran kebijakan karantina wilayah (lockdown) di Eropa dan Amerika Serikat tentunya membuat roda perekonomian mulai berputar, sehingga permintaan minyak mentah perlahan bisa naik.
Pekan lalu, negara-negara besar di Eropa seperti Spanyol, Italia, Jerman, dan Belanda sudah mengumumkan akan membuka lockdown pada bulan Mei setelah melambatnya laju penambahan kasus Covid-19. Beberapa negara bahkan sudah mengizinkan warganya untuk kembali beraktivitas meski masih terbatas.
Pelonggaran lockdown di Eropa akhirnya diikuti oleh Negeri Paman Sam. Beberapa negara bagian di AS mulai mewacanakan untuk membuka lockdown.
Gubernur New York, Andrew Cuomo, mengatakan lockdown akan dibuka dalam beberapa fase setelah Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit (CDC) melaporkan jumlah pasien rawat inap sudah menurun dalam 14 hari terakhir.
Fase satu, New York dunia usaha di bidang konstruksi dan manufaktur akan diizinkan kembali beraktivitas. Fase kedua dunia usaha perlu rencana untuk beroperasi kembali, termasuk memiliki pengaman individual serta menerapkan social distancing.
Kemudian Gubernur Ohio, Mike DeWine, mengatakan sektor ritel dan jasa bisa kembali beroperasi pada 12 Mei.
Selain itu, negara bagian Alaska, Georgia, South Carolina, Tennessee dan Texas sudah mengizinkan restoran dan beberapa usaha lainnya untuk kembali beroperasi.
Dilonggarkannya lockdown di Eropa dan AS tentunya membuat roda perekonomian perlahan kembali berputar, dan bisa segera keluar dari jurang resesi, sentimen pelaku pasar pun membaik, yang membuat rupiah menguat sepanjang pekan lalu hingga awal pekan ini.
(pap/pap)
Next Page
Pelonggaran Lockdown & Obat Covid-19
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular