Menguat 1% Lebih, Kurs Poundsterling kini di Atas Rp 19.200

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
28 April 2020 17:07
FILE PHOTO: British Pound Sterling banknotes are seen at the Money Service Austria company's headquarters in Vienna, Austria, November 16, 2017. REUTERS/Leonhard Foeger/File Photo
Foto: Ilustrasi Poundsterling (REUTERS/Leonhard Foeger)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar poundsterling menguat melawan rupiah pada perdagangan Selasa (28/4/2020), melanjutkan penguatan selama 2 hari sebelumnya. Sentimen pelaku pasar yang memburuk akibat ambrolnya harga minyak mentah memberikan tekanan bagi rupiah.

Pada pukul 16:40 WIB, GBP 1 setara Rp 19.236,97, poundsterling menguat 1,1% di pasar spot melansir data Refinitiv. Penguatan kali ini terbilang besar jika dibandingkan dua hari perdagangan sebelumnya yang menguat masing-masing 0,12% dan 0,23%.

Sementara melawan dolar AS, poundsterling menguat 0,56% ke US$ 1,2497.

Isu Inggris akan melonggarkan karantina wilayah (lockdown) membuat poundsterling menguat di pekan ini.



Reuters yang mengutip dari Telegraph, melaporkan Inggris akan mulai melonggarkan aturan pembatasan sosial Mei nanti. Perdana Menteri (PM) Inggris, Boris Johnson, yang kembali bertugas di kantornya di Downing Street sejak Senin kemarin dikabarkan akan membahas rencana tersebut pelonggaran tersebut.

PM Johnson sebelum dirawat selam tida pekan akibat terinfeksi virus corona (COVID-19).

"7 Mei adalah hari di mana pemerintah wajib meninjau langkah-langkah lockdown, tetapi jika Boris ingin merubahnya, menjadi lebih cepat ... bisa saja terjadi lebih cepat," tulis salah satu partai pendukungnya.

Dalam pidatonya Senin pagi waktu setempat, PM Johnson mengatakan saat ini masih terlalu dini menghentikan lockdown, dan risiko akan ada penyebaran gelombang kedua menjadi cukup besar jika hal tersebut dilakukan.

Tetapi kabar baiknya, Inggris dikatakan sudah berada di puncak penyebaran, yang artinya jumlah kasus akan mulai melandai. Johnson tidak memberikan detail apakah kapan lockdown akan mulai dilonggarkan, tetapi ia mengatakan akan memberikan update dalam beberapa hari ke depan.

Hingga saat ini, jumlah kasus di Inggris sudah lebih dari 158 ribu orang, dengan 21.157 meninggal dunia, dan 809 orang yang sembuh.

Dengan dilonggarkannya lockdown, roda perekonomian Inggris perlahan akan kembali berputar sehingga meminimalisir kemerosotan.



Saat poundsterling mendapat tenaga untuk menguat, rupiah justru mengalami tekanan akibat ambrolnya harga minyak mentah yang berdampak pada memburuknya sentimen pelaku pasar.

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) kembali ambrol hari ini. Senin kemarin harga minyak WTI ambrol sekitar 25%, sementara pada tadi berlanjut ambrol lagi lebih dari 18% ke US$ 10,46/barel.

Akibatnya sentimen pelaku pasar kembali memburuk, dan enggan masuk ke aset-aset berisiko meski dengan imbal hasil tinggi. Rupiah yang merupakan mata uang negara emerging market tentunya dianggap berisiko, sehingga tertekan pada hari ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular